Selain mendorong budi daya bagi petani, pemerintah juga mendorong diversifikasi pasar ekspor porang sehingga tak hanya bergantung pada Tiongkok.

JAKARTA - Pemerintah meminta eksportir porang melakukan diversifikasi pasar tujuan ekspor sehingga tak hanya bergantung ke Tiongkok. Langkah tersebut dimaksudkan agar harga produk perkebunan tersebut tidak anjlok ketika Tiongkok melakukan pembatasan akibat gejolak kasus Covid-19.

Seperti diketahui, akhir pekan lalu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, melepas ekspor 110 ton cip porang senilai empat miliar rupiah dari Dusun Panjojo, Desa Lassang Barat, Polombangkeng Utara, Takalar, Sulawesi Selatan ke Tiongkok. Ini ekspor perdana setelah pintu ekspor ke Tiongkok dibuka kembali setelah sempat ditutup dua tahun akibat pandemi.

"Memang Tiongkok telah menutup impor porang dari Indonesia kurang lebih dua tahun dan hari ini diawali di Takalar secara nasional kita mengirim porang ke Tiongkok," kata Mentan melalui keterangannya pada pelepasan ekspor perdana tersebut.

Dia menjelaskan pembukaan kembali ekspor porang tersebut butuh upaya keras. Pasalnya, Tiongkok menetapkan protokol persyaratan teknis yakni harus teregistrasinya hingga lahan atau daerah penghasil porang dengan baik oleh Tiongkok.

"Ini menjadi aturan-aturan supaya ekspor porang ke Tiongkok bisa diterima lagi. Alhamdulillah, hari ini kita telah penuhi sehingga adanya pergerakan ekspor porang ke Tiongkok kita berharap harganya berangsur naik," jelas Mentan.

Lebih lanjut, Syahrul menegaskan dalam upaya meningkatkan nilai dan menggairahkan budi daya porang sebagai komoditas ekspor, negara tujuan ekspor porang tidak hanya ke Tiongkok, tapi juga Kementan mengupayakan menjalin kerja dengan negara-negara lainnya. Selanjutnya, Kementan melakukan upaya diversifikasi produk porang untuk meningkatkan nilai tambah yang diterima petani.

"Porang ini tidak hanya untuk beras porang sebagai makanan sehat yang zero gula. Tapi juga digunakan sebagai bahan kosmetik dan obat-obatan dalam dunia farmasi. Oleh karena itu, saya harapkan produk porang ini tidak sebatas bentuk cip, tapi hingga produk olahan, seperti tepung dan mi porang. Ini yang harus kita capai," jelasnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi, menambahkan, dibukanya pintu ekspor porang ke Tiongkok ini adalah angin segar bagi petani Indonesia. Karena itu, Kementan mendorong petani untuk memperluas budi daya yang dibantu dengan memberikan bantuan bibit, pupuk, dan pendampingan serta fasilitas pinjaman modal melalui KUR.

"Kepada Petani, kami berharap agar dapat mendorong anggotanya terutama yang berskala besar untuk bergandengan tangan dalam kemitraan dengan industri pengolahan sehingga industri pengolahan kecil tersebut dapat berkembang untuk melakukan bisnis yang saling menguntungkan," ujarnya.

Penantian Panjang

Kepala Balai Besar Karantina Makassar, Luthfi Nasir, mengatakan penantian panjang dibuka ekspor porang ini setelah General Administration of Customs of The People's Republic of China (GACC) menyelesaikan penilaian risiko kemanan pangan dengan pembukaan akses masuk serpih porang ke Tiongkok.

Baca Juga: