Pabrik Motovilikha PJSC terkenal karena satu-satunya pabrik di Rusia yang memproduksi MLRS, yang mampu meluncurkan tembakan cepat rudal jarak jauh.

JAKARTA - Kebakaran terjadi Sabtu (29/4) di kompleks pabrik Rusia yang terkena sanksi yang merupakan satu-satunya produsen sistem roket multi-peluncuran (MLRS) di negara itu.

Insiden itu pertama kali dilaporkan oleh surat kabar Rusia Kommersant yang mengutip pernyataan Kementerian Situasi Darurat Kremlin.Kebakaran terjadi di lahan PJSC Motovilikha Plants di kota Perm, Rusia tengah, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, dilaporkan berasal dari gardu trafo.Sebuah tim dikerahkan untuk menangani kobaran api yang dilaporkan seluas 10 meter persegi.

"Hari ini, kebakaran terjadi di gardu trafo di wilayah perusahaan," kata kantor pers pabrik dalam sebuah pernyataan kepada Pravda. "Api segera dipadamkan oleh tenaga spesialis dari Kementerian Situasi Darurat yang pergi ke lokasi."

Banyak foto dan video beredar secara online yang menunjukkan api, termasuk klip singkat yang diunggah ke Video VK, di mana api dan kepulan asap yang besar dapat dilihat dari dekat.Gumpalan itu juga dapat dilihat pada jarak yang jauh lebih jauh dalam serangkaian foto dan video yang dibagikan ke Twitter oleh proyek berita independen Perm 36.6.

Video kebakaran juga dibagikan ke Twitter oleh Anton Gerashchenko, penasihat Menteri Dalam Negeri Ukraina.

Menurut Kommersant, pabrik Motovilikha PJSC terkenal karena merupakan satu-satunya pabrik di Rusia yang memproduksi MLRS, perlengkapan umum di medan perang modern yang mampu meluncurkan tembakan cepat rudal jarak jauh.

Desember lalu, pabrik itu mendapat sanksi dari Uni Eropa (UE) karena menyediakan senjata ini ke angkatan bersenjata Rusia selama invasi di Ukraina. Media ini juga melaporkan, pabrik telah mengalami proses kebangkrutan sejak 2018.

Newsweek menghubungi pejabat Rusia melalui email untuk dimintai komentarnya.

Perm terletak dekat dengan pusat Rusia, kira-kira 1.500 kilometer sebelah timur Moskow.Dengan demikian, tidak jelas seberapa besar kemungkinan kebakaran itu disebabkan oleh pasukan Ukraina.Banyak serangan, baik yang tidak disengaja maupun yang diduga disengaja, telah dilaporkan did ala perbatasan Rusia sejak dimulainya invasi yang dituduhkan Kremlin kepada Ukraina.Namun, insiden ini terjadi lebih dekat ke perbatasan antara negara-negara yang bertikai.

Dalam sebuah pernyataan kepada Newsweek pada hari Minggu, pakar pertahanan Eropa Rajan Menon dari lembaga think-tank Prioritas Pertahanan mengatakan bahwa serangan itu sesuai dengan pola insiden mencurigakan di fasilitas yang berafiliasi dengan militer Rusia, tetapi bukti itu tidak ada untuk menunjukkan bahwa Ukraina bertanggung jawab atas ini.

"Ini hanyalah salah satu kebakaran misterius yang terjadi selama beberapa minggu terakhir di Rusia," tulis Menon.

"Kebakaran di Perm diikuti oleh episode terbaru, yang terjadi di sebuah lokasi industri di distrik Kystovsky di Nizhni Novgorod. Pasti ada spekulasi tentang apakah kebakaran ini merupakan hasil dari operasi rahasia Ukraina (terutama karena beberapa kebakaran telah terjadi di fasilitas produksi militer) atau pekerjaan kelompok perlawanan di Rusia. Saya tahu tidak ada bukti kuat yang menunjukkan, atau mengesampingkan, juga."

Baca Juga: