Perusahaan energi Belanda, Eneco, berencana untuk membangun sebuah pabrik hidrogen di area pelabuhan Rotterdam yang akan menggunakan energi terbarukan. Eneco mengatakan bahwa mereka telah mengajukan aplikasi perencanaan untuk elektroliser, sebuah pabrik hidrogen yang memecah air menjadi hidrogen dan oksigen dengan menggunakan listrik.

Pembangkit hidrogen saat ini menggunakan gas alam, yang mengeluarkan CO2 dalam jumlah besar. Hidrogen hijau bebas emisi dipandang sebagai bagian penting dari transisi energi dan pemerintah Belanda telah mengatakan bahwa mereka bertujuan untuk meningkatkan produksi hidrogen di Belanda menjadi 4 gigawatt pada tahun 2030.

"Pembangunan pabrik baru ini diperkirakan akan dimulai pada tahun 2026 dan diharapkan akan beroperasi pada tahun 2029," kata Eneco, dikutip dari Reuters, Senin (20/11).

Elektroliser ini pada akhirnya akan memiliki kapasitas 800 megawatt (MW), menggunakan energi terbarukan dari pembangkit listrik tenaga surya dan pembangkit listrik tenaga angin untuk memproduksi hidrogen.

Sebagai informasi, hidrogen, ketika dihasilkan dan digunakan dengan benar, dapat dianggap sebagai bahan bakar ramah lingkungan. Proses produksi hidrogen hijau melalui elektrolisis air menggunakan energi terbarukan membantu mengurangi jejak karbonnya, karena tidak melibatkan pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan hidrogen sebagai sumber energi juga dapat mengurangi emisi polutan udara dan gas rumah kaca ketika digunakan dalam berbagai sektor, seperti transportasi dan industri.

Kemampuan hidrogen untuk menyimpan energi juga menjadikannya solusi menarik untuk penyimpanan energi terbarukan, membantu mengatasi tantangan fluktuasi pasokan dari sumber-sumber energi seperti matahari dan angin. Dengan demikian, hidrogen dapat berperan sebagai komponen penting dalam upaya menuju masyarakat yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Baca Juga: