JAKARTA - Realitas empiris yang terjadi di tengah masyarakat saat ini terjadi upaya terstruktur, sistematis, dan masif untuk mengotak-atik kembali konsensus pendiri bangsa yang sudah sepakat menjadikan Indonesia sebagai negara Pancasila. Pegasan ini disampaikan Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah, di Aceh Barat, Senin (21/3).

Dia mengingatkan itu dalam acara kegiatan bertema "Pendidikan dan Pelatihan Bagi Pengajar: Diklat Pembinaan Ideologi Pancasila bagi Guru Dayah, Pengurus FKUB serta Widyaiswara," di Meulaboh, Aceh Barat. Ahmad Basarah pada kesempatan itu juga menjadi pemateri kunci pada kegiatan tersebut.

Ahmad menambahkan, pemahaman Pancasila bagi guru-guru pondok pesantren sangat penting. Hal ini mengingatadanya propaganda membenturkan agama dan Negara. Ada upaya adu domba Islam dan Pancasila. Juga upaya mendikotomikan antara golongan Islam dan kebangsaan. "Semua itu, sekarang sangat marak terjadi, terutama di dunia maya," tandas Ahmad.

Menurutnya, guru pondok pesantren merupakan ujung tombak pembentukan karakter santri yang pancasilais. Dalam lembaga pendidikan pondok pesantren ada proses transfer pengetahuan dan pembentukan karakter kebangsaan para santri.

Ahmad Basarah meneruskan, pelaksanaan pelatihan guru-guru Pancasila di pondok pesantren yang dilakukan BPIP menemukan relevansinya. Sebab lembaga pendidikan bersama para gurunya menjadi media sosialisasi terpenting kedua, setelah keluarga.

Dia mengingatkan, terlihat jelas bahwa nilai-nilai Pancasila sesuai dan sejalan dengan ajaran Islam. Bahkan, Pancasila merupakan hasil ijtihad alim ulama dan pendiri bangsa lainnya. Maka, jika ada orang yang menyebut Pancasila sebagai tagut atau berhala serta bertentangan dengan ajaran Islam, sama saja menistakan hasil ijtihad alim ulama pendiri bangsa. Pendidikan guru-guru Pancasila di pondok pesantren oleh BPIP relevan dilakukan.

Ahmad menegaskan bahwa telah ada regulasi khusus yang mengatur pondok pesantren, yakni Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pondok Pesantren. Regulasi tersebut menjelaskan bahwa penyelenggaraan pesantren wajib mengembangkan nilai-nilai Islam rahmatan lil alamin serta berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika.

"Dengan demikian, alumni pesantren juga harus menjadi tokoh masyarakat yang mencintai dan mengajarkan agama Islam. Mereka juga mengajarkan cinta tanah air," kata dosen Universitas Islam Malang itu.

Bagi Ahmad Basarah, Aceh merupakan daerah penting dan istimewa baik dari segi sejarah, agama, budaya,maupun historisnya. Aceh merupakan tempat masuknya agama Islam pertamake Nusantara,sehingga dijuluki Serambi Mekah. Selain itu, agama dan budaya berakulturasi dengan baik di Aceh.

Selanjutnya, Aceh juga memberikan kontribusi nyata bagi perjuangan kemerdekaan sehingga dengan mudah bisa menemukan banyak pahlawan nasional asal tanah rencong tersebut. Menurut dia, banyak tokoh pejuang kemerdekaan asal Aceh seperti Teuku Umar, Panglima Polim, Mohammad Hasan, danCut Nyak Dien.

Baca Juga: