JAKARTA- PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) pada tahun 2023 meraih labasebelum pajak konsolidasi (audited) sebesar 8,4 triliun rupiah atau melonjak 27,0 persen secara tahunan atau yearonyear/yoy dibanding tahun 2022 yang tercatat 5,09 triliun rupiah. Dengan peningkatan itu, maka earnings per share bank dengan kode perdagangan BNGA itu tercatat 259,45 rupiah per saham.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan dalam keterangan tertulsinya yang diterima di Jakarta, Rabu (21/2) malam mengatakan keberhasilan meraih kinerja yang menggembirakan itu sebagai cerminan atas konsistensi dalam menjaga ketahanan, agility, dan pendekatan yang berorientasi pada nasabah.

"Kami senantiasa berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan profit, seperti yang terlihat pada peningkatan laba sebelum pajak yang mencapai 8,4 triliun rupiah, tertinggi hingga saat ini," kata Lani.

Beberapa hal penting yang diraih adalah perbaikan dalam kualitas aset, seperti yang ditunjukkan oleh penurunan signifikan pada rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross yang turun dari 2,8 persen pada Desember 2022 menjadi 2,0 persen pada akhir 2023.

"Seiring dengan dinamika perbankan dan keuangan, kami tetap menjaga komitmen terhadap prioritas strategis. Area fokus utama kami secara konsisten berfokus pada upaya memperluas basis nasabah, meningkatkan portofolio rasio dana murah atau CASA, memastikan peningkatan kualitas aset yang berkelanjutan, dan mendorong peningkatan perbankan digital," katanya.

Pendekatan strategis memosisikan bank siap menghadapi masa depan yang lebih baik, selaras dengan dedikasi perusahaan untuk selalu memberikan layanan keuangan terbaik bagi seluruh nasabah.

CIMB Niaga juga kata Lani senantiasa menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) masing-masing sebesar 24,0 persen dan 89,3 persen.

Dengan demikian, maka total aset konsolidasian sebesar 334,4 triliun rupiah atau tumbuh 9,0 persen secara yoy. Pencapaian itu semakin memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.

Dari sisi liabilities, bank berhasil menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 235,9 triliun rupiah atau meningkat 3,8 persen secara yoy. Hal itu menunjukkan rasio current account and savings account (CASA) yang baik sebesar 63,9 persen. Selain itu, juga menegaskan komitmen CIMB Niaga dalam membina hubungan nasabah yang lebih erat dan meningkatkan pengalaman nasabah secara keseluruhan melalui layanan digital CIMB Niaga.

Transformasi ke layanan digital itu terlihat pada pembukaan deposito berjangka dengan persentase 86 persen melalui kanal digital channel.

"Di CIMB Niaga, kami juga berfokus pada Customer Centricity, salah satunya dengan terus memberikan nilai dan pengalaman yang unik, serta berbeda kepada nasabah dalam melakukan transaksi perbankan bersama CIMB Niaga. Di 2023, kami berhasil mempertahankan skor Net Promoter Score (NPS) sebesar 50 persen. Hal itu menunjukkan banyaknya jumlah nasabah yang tidak hanya setia, namun juga bersedia merekomendasikan CIMB Niaga kepada keluarga, teman, atau kolega mereka. Kami mengucapkan terima kasih kepada para nasabah, karyawan, dan stakeholders atas kepercayaan, dukungan, dan keyakinan terhadap CIMB Niaga selama ini," kata Lani.

Sementara itu, penyaluran kredit/pembiayaan tumbuh 8,5 persen yoy menjadi 213,4 triliun rupiah, terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis Corporate Banking yang tumbuh 11,7 persen, diikuti Small Medium Enterprise (SME) dengan pertumbuhan 9,5 persen dan Consumer Banking yang tumbuh 6,9 persen. Kenaikan tertinggi di kredit/pembiayaan retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 15,7 persen.

Perbankan Syariah

Di perbankan Syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga atau CIMB Niaga Syariah berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan 55,2 triliun rupiah atau tumbuh 17,0 persen dan DPK sebesar 44,9 triliun rupiah atau tumbuh 13,7 persen secara yoy.

"Sejalan dengan komitmen teguh kami terhadap program lingkungan hidup, kami telah berhasil mencapai sejumlah perkembangan signifikan pada 2023, termasuk mencatat pembiayaan kredit berwawasan lingkungan hidup sebesar 55,45 triliun rupiah atau 25,97 persen dari keseluruhan pembiayaan kami," kata Lani.

Selain itu, perusahaan juga berhasil memenuhi target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Cakupan 1 dan 2 sebesar 22 persen dibandingkan dengan garis dasar emisi GRK 2019. "Kami juga terus mendukung aksi mitigasi perubahan iklim, misalnya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC), pembelian unit karbon melalui Bursa Karbon Indonesia (Indonesia Carbon Exchange atau IDXCarbon), dan pemasangan solar panel. Selain itu, kami telah melampaui target awal kami sebesar 5 persen dengan mencapai pertumbuhan 17 persen dalam portofolio pembiayaan kelapa sawit berkelanjutan," tambah Lani.

Bersama dengan CIMB Group, bank juga menetapkan serta mengumumkan target dan strategi dekarbonisasi dan transisi berkeadilan (just transition) untuk beberapa sektor yang memiliki intensitas emisi GRK tinggi, yaitu batu bara, kelapa sawit, semen, dan ketenagalistrikan.

Baca Juga: