JAKARTA - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menetapkan hasil penjualan Obligasi Negara Ritel seri ORI019 sebesar 26 triliun rupiah. Ini akan digunakan untuk memenuhi sebagian kebutuhan pembiayaan APBN termasuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Angka tersebut rekor tertinggi sampai saat ini untuk online dan tradable ORI serta sukuk ritel," kata Kepala Seksi Pendalaman Pasar dan Perluasan Basis Investor Surat Utang Negara DJPPR Kemenkeu, Antonius Dyan, dalam diskusi daring di Jakarta, Senin.

Antonius menyatakan hasil penjualan ORI019 sebesar 26 triliun sangat memuaskan karena biasanya diterbitkan pada semester kedua. Namun pada tahun ini diterbitkan pada awal tahun yang dilatarbelakangi oleh berbagai pertimbangan.

Ia menuturkan pertimbangan penerbitan ORI019 pada awal tahun dilandasi oleh adanya kebutuhan pembiayaan APBN untuk mengatasi pandemi yang masih berlangsung serta kondisi masyarakat yang pada akhir tahun lalu masih menahan belanja.

Tak hanya itu, masyarakat yang cenderung menyusun strategi keuangan pada awal tahun termasuk dalam berinvestasi juga menjadi salah satu peluang besar untuk ORI019 dapat diterbitkan pada awal tahun.

"Januari effect juga masih ada ditambah belanja yang belum dibelanjakan. Kita masuk pada Januari siapa tahu uang yang belum dibelanjakan di akhir tahun sama strategi ingin investasi di sepanjang tahun ini diatur di Januari," ujarnya.

Menurutnya, antusiasme masyarakat terhadap ORI019 sangat tinggi yakni tercermin dari langkah pemerintah untuk melakukan penambahan kuota selama masa penawaran yaitu dari awalnya Rp10 triliun, Rp25 triliun hingga Rp26 triliun.

Antonius menyebutkan terdapat 48.731 investor yang berinvestasi ORI019 meliputi 22.268 atau 45,7 persen dari jumlah total investor merupakan investor baru.

Baca Juga: