JAKARTA - Kelompok antisenjata nuklir yang terdiri dari para penyintas bom atom di Jepang selama Perang Dunia II meraih Hadiah Nobel Perdamaian 2024.

Mengutip NPR, Komite Nobel Norwegia mengatakan telah memberikan penghargaan kepada organisasi Jepang Nihon Hidankyo "atas upayanya untuk mencapai dunia yang bebas dari senjata nuklir dan karena menunjukkan melalui kesaksian para saksi bahwa senjata nuklir tidak boleh digunakan lagi," mengirimkan pesan kepada negara-negara yang mempertimbangkan untuk memperoleh atau mengancam menggunakannya.

Ketua Komite Jorgen Watne Frydnes mengatakan Nihon Hidankyo, yang terdiri dari para penyintas bom nuklir Hiroshima dan Nakasaki pada bulan Agustus 1945, selama 80 tahun telah berperan penting dalam gerakan global mencegah penggunaan senjata nuklir dalam konflik.

Para saksi sejarah ini telah membantu membangkitkan dan mengonsolidasikan perlawanan yang meluas terhadap senjata nuklir di seluruh dunia dengan memanfaatkan kisah-kisah pribadi, menciptakan kampanye pendidikan berdasarkan pengalaman mereka sendiri, dan mengeluarkan peringatan mendesak terhadap penyebaran senjata nuklir," katanya.

Frydnes mengatakan berkat kerja mereka, senjata nuklir telah dicap sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima secara moral. Namun, ia menambahkan bahwa "tabu nuklir" yang telah lama dianut kini sedang ditekan.

"Negara-negara nuklir sedang memodernisasi dan meningkatkan persenjataan mereka," katanya. "Negara-negara baru tampaknya bersiap untuk memperoleh senjata, dan ada ancaman untuk menggunakan senjata nuklir sebagai bagian dari peperangan yang sedang berlangsung."

Pada konferensi pers di Hiroshima, wakil ketua Nihon Hidankyo, Toshiyuki Mimaki (81) menahan tangis dan mencubit pipinya saat penghargaan itu diumumkan. "Saya tidak percaya ini nyata," katanya kepada wartawan.

Mimaki adalah seorang penyintas Hiroshima dan mengatakan penghargaan tersebut membantu mengakui kerja kelompok tersebut. "Akan menjadi kekuatan besar untuk meyakinkan dunia bahwa penghapusan senjata nuklir dapat dicapai," katanya.

Ia mengatakan gagasan bahwa senjata nuklir membawa perdamaian bagi dunia adalah salah.

"Sudah lama dikatakan bahwa dunia bisa menjaga perdamaian karena senjata nuklir. Namun, senjata nuklir juga bisa digunakan oleh teroris," katanya. "Misalnya, jika Russia menggunakannya untuk melawan Ukraina, Israel untuk melawan Gaza, itu tidak akan berakhir di situ. Para politisi harus tahu hal-hal ini."

Penghargaan Komite Nobel tampaknya menjadi pesan bagi Iran, yang diyakini sebagian orang sedang mencoba mengembangkan senjata nuklir, kepada Korea Utara, negara berkekuatan nuklir yang diduga sedang mencoba memperluas persenjataannya, dan juga bagi Russia, yang telah menurunkan ambang batas kapan mereka akan meluncurkan serangan nuklir.

Banyak yang memperkirakan hadiah tahun ini akan dikaitkan dengan perang di Gaza, Ukraina, atau Sudan. Konflik-konflik tersebut menjadi perhatian utama saat Komite Nobel membuat keputusannya, kata Frydnes.

"Ketika kita melihat perkembangan dan konflik di seluruh dunia, kita melihat betapa pentingnya menegakkan tabu nuklir," katanya. "Menjunjung norma, dengan mengatakan senjata nuklir tidak akan pernah digunakan lagi."

Frydnes mengatakan 120.000 penduduk Hiroshima dan Nagasaki telah terbakar atau meninggal dalam beberapa bulan dan tahun berikutnya akibat luka bakar dan radiasi.

"Senjata nuklir saat ini memiliki daya rusak yang jauh lebih besar," katanya. "Senjata nuklir dapat membunuh jutaan orang dan akan berdampak sangat buruk pada iklim. Perang nuklir dapat menghancurkan peradaban kita."

Penghargaan tersebut diumumkan di Institut Nobel Norwegia di ibu kota Norwegia, Oslo.

Pemenang tahun lalu adalah Narges Mohammadi, aktivis hak asasi manusia dan jurnalis Iran yang dipenjara, "atas perjuangannya melawan penindasan terhadap perempuan di Iran dan perjuangannya untuk mempromosikan hak asasi manusia dan kebebasan untuk semua."

Baca Juga: