Bung Karno mengingatkan dari Sabang sampai Merauke adalah satu entitas nasional yang menggambarkan semangat Sumpah Pemuda.

JAKARTA - Orang tua menjadi kunci menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari kepada penerus bangsa. Demikian disampaikan Wakil Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof Hariyono, di Jakarta, Rabu (27/10).

"Keluarga, terutama orang tua, memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada penerus bangsa dalam kehidupan sehari-hari," tandasnya. Menurut Hariyono, keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam membentuk karakter bangsa.

Hariyono yang berbicara dalam seminar "Penerapan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Keluarga Indonesia yang Berkarakter Pancasila" itu menambahkan, suatu keluarga, pasti memiliki orientasi. Menurutnya, orientasi tersebut merujuk pada referensi nilai-nilai kebajikan yang selaras dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

Orang tua akan mendidik anak-anak menerapkan nilai-nilai yang dianut keluarga, sehingga berkontribusi secara langsung dalam pembentukan karakter bangsa. Dengan demikian, melihat pentingnya peran keluarga dalam membentuk karakter bangsa, Hariyono mengatakan bahwa sosialisasi nilai-nilai Pancasila tidak hanya untuk lembaga-lembaga formal, tetapi juga kepada keluarga.

Guna sosialisasi pentingnya implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, BPIP merangkul Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk membantu sosialisasi ke dalam elemen paling dasar: keluarga.

Dia minta masyarakat saling bergotong royong menciptakan bangsa yang maju dan berkarakter Pancasila. "Pancasila bukan sekadar slogan. Dia harus menjadi tindakan. Pancasila sebagai laku kehidupan keluarga, berbangsa, dan bernegara

Turbulensi Peradaban

Semenara itu, Sekretaris JenderalDPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto mengatakan,ideologi Pancasila merupakan dasar untuk menghadapi turbulensi peradaban."Pancasila menjadi dasar dan tujuan menghadapi turbulensi peradaban," katanya saat menjadi pembicara acara peringatan Sumpah Pemuda ke-93 "Nilai-nilai Kebangsaan dalam Bingkai NKRI di Era Disrupsi dan Masa Pandemi Covid-19" di Universitas Pattimura, Ambon, Rabu (27/10).

Hasto mengatakan, Indonesia akan bisa mengatasi ujian Covid-19 selama masyarakat mempunyai spirit dan mentalitas juang. "Pancasila menjadi fundamen kita menghadapi disrupsi," katanya. Maka, dia mengharapkan mahasiswa dan pemuda memiliki imajinasi, ide, dan semangat juang.

Masyarakat harus yakin Indonesia bangsa besar dengan rekam jejak sejarah yang luar biasa yang menggambarkan kepemimpinan Indonesia bagi dunia. "Dengan karakter dan mentalitas itu, Indonesia akan bisa melalui tantangan zaman, termasuk menghadapi ujian pandemi," ujarnya.

Dia mengatakan, saat ini dengan pandemi terjadi perubahan peradaban yang sangat drastis pada sistem sosial, pola komunikasi, dan peradaban. Hal itu ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kesempatan itu, Hasto menuturkan ada satu tekad daya dan imajinasi para pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928. Mereka sudah punya daya imajinasi tentang masa depan.

"Janji para pemuda menyatakan kita adalah satu bangsa. Bung Karno mengingatkan dari Sabang sampai Merauke bukan hanya rangkaian empat kata tapi satu kesatuan cita-cita. Dia adalah satu entitas nasional, satu kesatuan tujuan, satu semangat like a burning of fire. Ini menggambarkan semangat Sumpah Pemuda," paparnya.

Sedangkan Rektor Universitas Pattimura M J Saptenno, menandaskan, pemuda mempunyai posisi dan peranan sangat penting dalam proses pembangunan bangsa sejak dulu. "Maka, tanpa pemuda tidak akan mungkin membangun Indonesia secara baik. Pemuda harus mampu berada di posisi terdepan dalam membangun bangsa," kata Saptenno.

Baca Juga: