Keragaman budaya dan besarnya populasi generasi muda menjadi modal besar bagi Indonesia untuk memacu kinerja ekonomi kreatif.
SERANG - Ekonomi kreatif yang tengah digiati anak muda mempunyai potensi untuk membawa Indonesia menjadi pusat inovasi global. Saat ini, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai pelaku industri ekonomi kreatif terbesar di dunia, bersanding dengan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel).
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyatakan pemerintah menyadari populasi generasi muda yang dimiliki Indonesia saat ini merupakan aset berharga bagi pertumbuhan ekonomi kreatif.
"Masa depan industri kreatif Indonesia cerah. Stabilitas ekonomi, populasi generasi muda dan kreatif, serta warisan budaya yang kaya memberikan landasan yang kokoh bagi pertumbuhan," ujar Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (27/9).
Nilai tambah ekonomi kreatif pada 2024 ditargetkan mencapai 1,347 triliun rupiah. Subsektor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut, meliputi kuliner, fesyen, kerajinan tangan, dan lain-lain, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional, dan menciptakan lebih dari 20 juta lapangan kerja. Pertumbuhan ini memperkuat posisi Indonesia dalam ekspor global.
Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan pergeseran global menuju digitalisasi dan inovasi juga menciptakan peluang baru bagi sektor kreatif di Indonesia, termasuk film, musik, animasi, gim, fesyen, dan seni digital.
Munculnya teknologi seperti kecerdasan artifisial (artificial intellegence/AI), realitas virtual (virtual reality/VR), dan blockchain mengubah cara konten kreatif diproduksi, didistribusikan, dan dikonsumsi.
"Indonesia harus memanfaatkan momen ini dengan mengoptimalkan kemajuan-kemajuan teknologi ini dan mengintegrasikan ke dalam industri kreatif," katanya.
Keberagaman budaya Indonesia yang luas juga merupakan kekuatan lain yang dapat mendorong industri kreatif Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi hingga turut mewarnai kancah global.
Airlangga mengungkapkan dengan memanfaatkan aset budaya Indonesia yang unik dan menggabungkannya dengan teknologi modern, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan produk dan layanan kreatif kelas dunia yang dapat diterima secara global.
Dia menegaskan untuk mengoptimalkan potensi industri kreatif, tidak hanya mendorong kreativitas, tetapi juga perlu didukung dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan. Kerja sama tersebut berperan penting dalam membangun ekosistem kreatif yang tidak hanya berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi Indonesia, tetapi juga mempromosikan budaya dan kreativitas Indonesia di panggung global.
Menjadi Terdepan
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, optimistis Indonesia bisa menjadi yang terdepan dalam industri kreatif. Masa depan industri kreatif berada di tangan generasi muda.
"Harapannya, mereka bisa membawa kekayaan budaya Indonesia ke level berikutnya," ungkap Sandiaga di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kamis (26/9).
Sandiaga menyampaikan ekonomi kreatif menyumbang sekitar 3 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) global, menghasilkan sekitar 2,3 triliun dollar AS dan mempekerjakan sebanyak 50 juta orang di seluruh dunia. Pada 2030, ekonomi kreatif diperkirakan dapat berkontribusi hingga 40 persen dari PDB dunia.
Rektor UGM, Ova Emilia, menambahkan, kreativitas adalah katalis yang mampu menciptakan peluang bisnis baru dan mendorong inovasi. Menurutnya, tiga kunci utama, yaitu people, culture, dan collaboration, akan menjadi pilar untuk mengembangkan sektor kreatif ke tingkat yang lebih tinggi.