Edukasi tentang kesejahteraan digital dapat menjadi strategi preventif para siswa dari risiko penurunan kapasitas belajar. Anak bisa belajar maksimal.

JAKARTA - Para orangtua harus memaksimalkan kesejahteraan digital anak, sehingga mampu meraih pendidikan optimal, tanpa harus terdistraksi (mengalihkan perhatian) ke konten tidak mendidik. Harapan ini disampaikan Asisten Deputi Perlindungan Khusus Anak dari Kekerasan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), Ciput Eka Purwianti, di Jakarta, Rabu (24/11).

Orang tua berperan sangat besar untuk bisa membantu anak mendapat ruang digital aman dan tanpa distraksi yang berpotensi menurunkan kapasitas belajar buah hati. "Melihat tuntutan peserta didik untuk dapat melakukan pembelajaran mandiri di rumah melalui penggunaan teknologi, maka diperlukan metode pembelajaran efektif yang kondusif dan tanpa distraksi. Tujuannya untuk mengembangkan kinerja belajar anak," ujar Ciput.

Dengan menyiapkan kesejahteraan digital anak, maka tidak hanya kualitas edukasi yang optimal, namun juga kualitas hidup anak dapat terjaga dengan baik. Adapun cara pertama yang bisa dilakukan orangtua untuk menyiapkan kesejahteraan digital buah hati dimulai dengan menyiapkan daftar aktivitas. Hal ini untuk menghindarkan anak ketimpangan kegiatan antara dunia maya dan nyata. Keduanya harus imbang.

Orangtua ada baiknya menyiapkan juga batasan waktu bagi anak dalam mengakses gawai. Pastikan si kecil tidak terdistraksi untuk bermain gim ataupun nonton streaming saat menggunakan gawai. Cara lainnya, orangtua bisa mengunduh materi belajar secara offline, sehingga anak bisa mengurangi waktu di depan gawai.

Ayah ibu juga bisa mematikan notifikasi aplikasi-aplikasi yang tidak berhubungan dengan pengajaran ketika anak menggunakan gawai. Dengan begitu, anak bisa fokus belajar dalam kegiatan sekolah daringnya. Selain menyiapkan jaring pengaman, ayah ibu juga harus mengajarkan anak untuk mandiri menjaga diri dengan membedakan konten positif dan negatif.

Strategi Preventif
Setelah itu, biasakan anak untuk memilih konten-konten positif saat mengakses gawai, sehingga terhindar dari konten negatif yang bisa menjadi distraksi buah hati. "Edukasi tentang kesejahteraan digital seperti ini dapat menjadi strategi preventif para siswa dari risiko penurunan kapasitas belajar," tandas Ciput.

Sementara itu, Palang Merah Indonesia (PMI) menjalin kerja sama dengan Samsung Electronics Indonesia dalam upaya peningkatan mutu pendidikan berbasis digital, khususnya, di Palu, Sulawesi Tengah. Bentuk kerja sama berupa operasional Kelas Pembelajaran Digital "Samsung Smart Learning Class (SSLC)" di tiga sekolah.

"SSLC diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan berbasis digital," kata Sekjen PMI, Sudirman S.

Baca Juga: