KUALA LUMPUR - Mantan perdana menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, memperingatkan bahwa koalisi oposisi akan kekurangan suara dukungan yang dibutuhkan untuk menyingkirkan pemerintahan saat ini. Peringatan Mahathir itu disampaikan sewiringan dengan kritikan atas rival lamanya, Anwar Ibrahim, atas keruntuhan pemerintahan Malaysia yang dipimpin Mahathir.

"Aliansi Pakatan Harapan yang tersingkir dari pemerintahan bulan lalu, saat ini hanya didukung 108 anggota legislatif, menurun dari 114 anggota legislatif sehari sebelum Muhyiddin Yassin dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia," kata Mahathir dalam sesi wawancara dengan Bloomberg Television.

Pernyataan Mahathir itu disampaikan untuk menanggapi langkah untuk mengajukan mosi tak percaya saat parlemen mulai bersidang yang dijadwalkan akan terjadi pada 18 Mei mendatang.

"Kita tak lagi memiliki mayoritas di parlemen," kata Mahathir, 94 tahun, saat diwawancarai di Kuala Lumpur pada Senin (16/3). "Saya pikir mengajukan mosi tak percaya bakal menyelesaikan masalah," imbuh dia.

Mahathir bulan lalu secara tak terduga mundur dari jabatannya ditengah pertikaian dalam koalisi Pakatan Harapan yang berujung dengan runtuhnya pemerintahan reformis kurang dari dua tahun kemenangan mereka dalam pemilihan umum melawan kubu partai yang telah berkuasa di Malaysia selama 6 dekade.

Muhyiddin, yang sebelumnya menjabat sebagai wakil PM Malaysia, muncul jadi PM Malaysia yang baru setelah mendapat dukungan dari sejumlah partai termasuk partai yang kalah dalam pemilu 2018 lalu. Manuver politik Muhyiddin disebut-sebut Mahathir sebagai sebuah pengkhianatan.

Beberapa jam setelah pelantikan Muhyiddin, Mahathir mengajukan mosi tak percaya di parlemen dan bertikai dengan PM baru yang mengklaim ia didukung oleh mayoritas anggota parlemen. Mahathir sejak itu kian amarah dan mengatakan harapannya pada media massa lokal bahwa pemerintahan Malaysia saat ini hanya akan memerintah hingga pemilu Malaysia berikutnya.

Krisis Ekonomi Baru

Pemerintahan Mahathir runtuh salah satunya akibat kisruh apakah ia akan menepati janjinya saat kampanye pemilu 2018 untuk menyerahkan kekuasaan pada Anwar Ibrahim. Sementara itu Anwar pada pekan lalu menyatakan Mahathir bukan lagi anggota koalisi oposisi dan klaim Anwar itu ditampik oleh Mahathir. "Ia (Anwar) selalu meminta saya segera menyingkir," kata Mahathir.

Dalam sesi wawancara dengan Bloomberg, Mahathir juga menyatakan rasa pesimistisnya bahwa pemerintahan Malaysia saat ini bisa pulih dengan cepat dari krisis keuangannya akibat mewabahnya virus korona. "Ini bukanlah waktu yang tepat bagi mengambil alih pemerintahan. Negeri kita belum pernah mengalami krisis ini sebelumnya," ucap Mahathir.

Saat terjadi krisis keuangan global 1997, Mahathir berhasil menyelamatkan Malaysia dalam pemulihan perekonomian, sementara negara-negara di Asia lainnya terseok-seok.

"Ini (wabah) lebih parah dari krisis keuangan. Ini benar-benar akan menghancurkan perekonomian di seluruh dunia," pungkas dia. eko/Bloomberg/I-1

Baca Juga: