DUBAI - Anggota OPEC+ yang dipimpin Arab Saudi dan RusSia pada Minggu (3/3) sepakat untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela hingga kuartal kedua, kata sumber, memberikan dukungan ekstra kepada pasar di tengah kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Arab Saudi, pemimpin de facto Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), mengatakan pihaknya akan memperpanjang pemangkasan sukarela sebesar 1 juta barel per hari (bph) hingga akhir Juni, sehingga produksinya berada di sekitar 9 juta barel per hari.

Pemangkasan tersebut akan dibatalkan secara bertahap, sesuai dengan kondisi pasar, kata kantor berita negara SPA.

Russia, yang memimpin sekutu OPEC yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, akan memangkas produksi dan ekspor minyak sebesar tambahan 471.000 barel per hari pada kuartal kedua, melalui koordinasi dengan beberapa negara peserta OPEC+, kata Wakil Perdana Menteri Russia Alexander Novak.

OPEC+ pada bulan November menyetujui pemotongan sukarela dengan total sekitar 2,2 juta barel per hari untuk kuartal pertama, yang dipimpin oleh Arab Saudi yang melanjutkan pemotongan sukarela mereka sendiri.

Anggota OPEC+ mengumumkan pengurangan tersebut satu per satu. Irak akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 220.000 barel per hari, UEA akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 163.000 barel per hari dan Kuwait akan memperpanjang pengurangan produksi sebesar 135.000 barel per hari, kata tiga produsen OPEC dalam pernyataan terpisah. Aljazair juga akan memangkas sebesar 51.000 barel per hari dan Oman sebesar 42.000 barel per hari.

OPEC+ telah menerapkan serangkaian penurunan produksi sejak akhir 2022 untuk mendukung pasar di tengah peningkatan produksi dari Amerika Serikat dan produsen non-anggota lainnya serta kekhawatiran atas permintaan ketika negara-negara besar bergulat dengan suku bunga yang tinggi.

Harga minyak mendapat dukungan dari meningkatnya ketegangan geopolitik akibat serangan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran terhadap pelayaran Laut Merah, meskipun kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingginya suku bunga masih membebani.Brent LCOc1 berjangka untuk bulan Mei ditutup lebih tinggi US$1,64, atau 2 persen, menjadi US$83,55 per barel pada hari Jumat.

Sumber mengatakan kepada Reuters pekan lalu bahwa OPEC+ akan mempertimbangkan untuk memperpanjang pengurangan produksi hingga kuartal kedua, dan salah satu sumber mengatakan hal itu "mungkin terjadi".

Prospek permintaan minyak tidak pasti untuk tahun ini.OPEC memperkirakan satu tahun lagi pertumbuhan permintaan yang relatif kuat sebesar 2,25 juta barel per hari, dipimpin oleh Asia, sementara Badan Energi Internasional memperkirakan pertumbuhan yang jauh lebih lambat sebesar 1,22 juta barel per hari.

Baca Juga: