Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil, meski di tengah volatilitas sektor keuangan di tingkat global.

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyebut sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil, meski di tengah volatilitas sektor keuangan di tingkat global.

"Stabilitas sektor jasa keuangan di Indonesia tetap stabil ditopang oleh permodalan yang tinggi, profil risiko yang terjaga, dan likuiditas yang memadai," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin (5/6).

Ia merinci sektor pasar modal Indonesia, sampai dengan 31 Mei 2023 investor asing membukukan beli bersih (net buy) sebesar 20,58 triliun rupiah.

Lanjutnya, penghimpunan dana di pasar modal Indonesia mencapai 101,35 triliun rupiah hingga 31 Mei 2023, dengan perusahaan publik baru tercatat sebanyak 35 perusahaan.

"Sedangkan, di pipeline initial public offering (IPO) terdapat 117 perusahaan, dengan nilai 137,56 triliun rupiah. Dengan rencana IPO baru 63 perusahaan," ujar Mahendra.

Sektor perbankan, dia mengungkapkan penyaluran kredit tumbuh 8,08 persen year on year (yoy) periode April 2023, yang didorong oleh pertumbuhan kredit investasi yang mencapai 11,3 persen (yoy), namun, termoderasi oleh kredit modal kerja yang tumbuh 6,55 persen (yoy).

Kemudian, dia melanjutkan dana pihak ketiga (DPK) periode April 2023 tumbuh 6,82 persen (yoy) menjadi 8.005 triliun rupiah, dengan giro dan deposito sebagai penopang utama.

"Risiko kredit di April 2023 terjaga dengan ratio NPL 0,78 persen dan NPL 2,53 persen," ujar Mahendra.

Pada sektor industri keuangan nonbank (IKBN), dia mengungkapkan akumulasi pendapatan premi asuransi periode Januari hingga April 2023 mencapai 101,34 triliun rupiah.

Kemudian, lanjutnya, nilai outstanding piutang pada industri pembiayaan tumbuh tinggi sebesar 15,13 persen (yoy) menjadi 438,85 triliun rupiah, didukung oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing masing tumbuh 33,4 persen (yoy) dan 17, 9 persen (yoy).

Selanjutnya, industri peer to peer (P2P) lending periode April 2023 membukukan outstanding pembiayaan yang tumbuh 30,63 persen (yoy) menjadi 50,53 triliun rupiah, dengan tingkat wan prestasi (TWP90) tercatat 2,82 persen.

Baca Juga: