JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) meningkatkan kemampuan digital masyarakat di sekitar wilayah Nusantara melalui program pelatihan coding yakni coding mum dan coding difabel.

"Ini merupakan kelanjutan dari program yang sama dan saat ini diikuti oleh enam desa di Kecamatan Sepaku. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan digital bagi masyarakat," ujar Deputi bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Ali Berawi, di Jakarta, Minggu (26/5).

Seperti dikutip dari Antara, OIKN melalui Kedeputian bidang Transformasi Hijau dan Digital kembali meluncurkan program Pelatihan Coding Mum dan Coding Difabel Batch II di Kantor Desa Bukit Raya, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Program ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar dalam dunia teknologi dan digital guna meningkatkan kemandirian dan pengembangan bisnis lokal, melanjutkan kesuksesan batch pertama. Kegiatan pelatihan ini dihadiri masyarakat tidak hanya dari Desa Argo Mulyo, tetapi juga dari desa dan kelurahan lainnya yang antusias.

Program Coding Mum dan Coding Difabel Batch II akan dilaksanakan melalui lokakarya yang diadakan setiap Sabtu dan Minggu di Kantor Desa Bukit Raya selama enam minggu mulai dari 26 Mei hingga 14 Juli 2024.

Peserta akan diajarkan berbagai materi pembelajaran seperti literasi digital, desain, pengembangan situs, serta pemasaran digital. Salah satu alumni Coding Mum Batch I yakni Risa mengungkapkan sangat terbantu dengan adanya pelatihan ini.

"Semua materi yang diberikan menurut saya tidak ada yang sulit, asalkan kita mau belajar. dan kita akan didampingi oleh mentor juga. Materi yang paling saya suka adalah Kalender Konten, setiap hari saya harus membuat konten yang menarik, dari Kalender Konten saya mendapatkan followers dan sering dipanggil sebagai influencer," kata Risa.

Pengetahuan Baru

Program pelatihan lainnya yakni program Coding Difabel memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat mengenai sosial media, juga sebagai pendorong bagi masyarakat difabel untuk unjuk gigi menunjukkan kemampuannya dalam berkarya.

"Memang teman-teman difabel agak susah untuk bersosialisasi karena ada rasa minder. Semoga ke depannya teman-teman difabel yang lain tidak perlu malu karena kita juga bisa berkreasi dan turut dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara," kata salah satu alumni pelatihan Coding Difabel bernama Aper.

Terkait dengan masalah teknologi digital ini, sebelumnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan perannya dalam menghadirkan infrastruktur digital yang andal dalam mendukung IKN yang saat ini tengah dalam pembangunan.

"Kami hadir mendukung IKN dengan menyiapkan infrastruktur digital mulai dari menyiapkan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dan penyediaan pusat data nasional (PDN)," kata Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Kemaritiman Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Septriana Tangkary.

Dalam hal penguatan SPBE, Kementerian Kominfo berperan dalam konsolidasi semua layanan publik yang ada di pemerintahan baik kementerian, lembaga, maupun pemerintah daerah agar nantinya layanan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.

Menurut Septri, saat ini dalam layanan publik yang dihadirkan pemerintah tercatat ada sebanyak 2.700 pusat data dan 24.000 aplikasi yang tak semuanya bisa dikenal dan diakses oleh publik.

Agar layanan-layanan yang belum dikenal publik itu bisa lebih efektif memberikan pelayanan, khususnya di IKN, Kementerian Kominfo mengambil peran mendukung integrasi pusat data dan aplikasi-aplikasi tersebut.

"Kami menyiapkan terobosan untuk mewujudkan layanan prima kepada masyarakat di IKN melalui peningkatan efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pemerintah lewat SPBE itu," kata Septri.

Baca Juga: