OIKN akan meluncurkan rencana induk pengelolaan keanekaragaman hayati atau Kehati IKN pada tahun 2024.

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan meluncurkan rencana induk pengelolaan keanekaragaman hayati atau Kehati IKN pada tahun 2024. OIKN menyusun rencana induk pengelolaan keanekaragaman hayati di IKN dengan melibatkan berbagai pihak.

"Rencananya akan kami matangkan dulu dan diluncurkan pada tahun depan," kata Direktur Pengembangan Pemanfaatan Kehutanan dan Sumber Daya Air OIKN, Pungky Widiaryanto, dalam Konsultasi Publik Rencana Induk Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Ibu Kota Nusantara yang diikuti secara daring, di Jakarta, Rabu (27/12).

Seperti dikutip dari Antara, Pungky mengatakan visi dari rencana induk pengelolaan keanekaragaman hayati IKN, yakni mewujudkan kota hutan berkelanjutan yang memberikan kontribusi kepada tujuan konservasi biodiversitas nasional maupun global.

Adapun misi dari rencana induk tersebut, tambah Pungky, antara lain mempertahankan ekosistem hutan dan lahan basah yang masih tersisa, kemudian merehabilitasi, merestorasi, dan mereklamasi ekosistem yang rusak.

Lalu, tambah dia, mengoptimalkan kinerja para pihak dalam pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Kemudian meningkatkan kapasitas dan kepedulian masyarakat adat serta lokal dalam pengelolaan keanekaragaman hayati.

Pungky mengatakan misi selanjutnya menegakkan peraturan perundang-undangan dalam rangka pengelolaan keanekaragaman hayati. Sedangkan tujuan dari pengelolaan keanekaragaman hayati sendiri, yakni pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta database dan sistem informasi keanekaragaman hayati.

Tujuan lainnya, tambah Pungky, adalah meningkatkan upaya konservasi keanekaragaman hayati melalui pengelolaan, ekosistem habitat tumbuhan dan satwa di daratan maupun pesisir serta laut (konservasi in-situ dan ex-situ, dan lain-lain).

Menurut Pungky, tujuan berikutnya adalah memperlambat, mengurangi dan mengendalikan laju kehilangan (degradasi dan kepunahan) keanekaragaman hayati. Kemudian melakukan rehabilitasi, restorasi, dan reklamasi ekosistem yang mengalami kerusakan (sedang dan berat).

Lalu, meningkatkan pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan. Tujuan selanjutnya peningkatan kapasitas kelembagaan dan pranata kebijakan serta penegakan hukum keanekaragaman hayati, dan tujuan lainnya yakni penyelesaian konflik keanekaragaman hayati.

Konsep Kota Pintar

IKN dibangun dengan konsep kota pintar masa depan berbasis alam dengan 70 persen area di IKN merupakan area hijau. "Harapannya adalah kita akan menghutankan kembali menjadi hutan-hutan tropis di Kalimantan," kata Pungky.

Pada tahun 2045, IKN di-setting sebagai sebuah kota hutan yang menjadi kota netral karbon dan juga sebagai kota dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.

Program reforestasi di Kawasan Inti Pusat Pemerintah (KIPP) IKN dengan pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis pada lahan seluas 96 hektare mendapat dukungan.

Menurut Direksi PT Tirta Investama, Vera Galuh Sugijanto, pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis (MHHT) tersebut dalam rangka mendukung pemerintah untuk mengimplementasikan strategi OIKN sebagai net zero city pada 2045.

"Melalui inisiatif ini, kami berharap dapat mempercepat terjadinya suksesi alami yang akan membentuk ekosistem dengan keragaman hayati tinggi, untuk kemudian menjadi model hutan hujan tropis yang dapat direplikasi secara luas di wilayah IKN," ujarnya.

Inisiatif tersebut ditandai dengan penanaman pohon. Saat ini tutupan lahan KIPP didominasi oleh Eucalyptus pelita sebagai komoditas utama hutan tanaman industri yang ditebang tiap 6-7 tahun dan menjadikannya hutan homogen dengan keragaman hayati rendah.

Melalui pengembangan MHHT Nusantara maka akan dikembangkan metode silvikultur atau bentuk manajemen hutan yang berfokus pada pengelolaan pertumbuhan dan produksi hutan dengan pendekatan ilmiah sehingga dapat membentuk hutan alam bertipe hutan hujan tropis.

Kawasan MHHT nantinya memiliki 109 spesies pohon khas ekosistem hutan hujan tropis dengan keragaman hayati yang tinggi. Selain itu, kawasan ini dilengkapi dengan fasilitas edukasi dengan mengusung konsep edu-ekowisata melalui rumah galeri.

Menurut Kepala OIKN, Bambang Susantono dari 256 ribu hektare area yang akan dibangun untuk IKN, hanya 25 persen atau sekitar 160 ribu hektare yang akan dibangun menjadi kota, sisanya 65 persen adalah hutan hujan tropis, yang merupakan kombinasi dari kota yang inklusif, hijau, dengan ketahanan atau resilience yang tinggi.

Baca Juga: