Masyarakat di IKN diajak untuk menjaga lingkungan sebagai langkah pencegahan malaria, seperti mengeliminasi habitat perkembangbiakan nyamuk.

JAKARTA - Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam upaya mengendalikan kasus malaria di kawasan IKN melalui pembentukan Tim Khusus Pencegahan Malaria. Hal ini dilakukan karena IKN harus bebas malaria.

"Kami punya program, IKN bebas malaria. Di Ibu Kota tidak boleh ada penularan penyakit khususnya malaria, karena IKN akan menjadi kota layak huni dan kota yang dicintai, sehingga penghuninya harus hidup nyaman terhindar dari penularan dan faktor risiko penyakit," kata Direktur Pelayanan Dasar Otorita IKN, Suwito, melalui Biro SDM dan Humas Otorita IKN, di Jakarta, Kamis (25/4).

Selain itu, tambah Suwito, IKN mengalokasikan 60 ribu kelambu berinsektisida untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar dalam upaya pencegahan penyakit malaria yang dipicu gigitan nyamuk Anopheles betina.

Seperti dikutip dari Antara, Suwito mengatakan upaya pengendalian dan pencegahan malaria di IKN diangkat sebagai salah satu topik dalam Pertemuan Finalisasi Tim Task Force IKN Bebas Malaria bersama Kemenkes serta pemangku kepentingan terkait di Kalimantan Timur, Rabu (24/4).

Menurut Suwito, sebanyak 60 ribu kelambu berinsektisida itu dalam proses pembagian kepada masyarakat yang ada di enam kecamatan di wilayah IKN sebagai bagian penting dari intervensi pengendalian dan pencegahan malaria.

Suwito mengatakan saat ini wilayah IKN bebas dari malaria. Tapi, untuk pencegahan dan antisipasi di masa depan, perlu dibentuk Tim Task Force IKN Bebas Malaria.

Tugas Tim Task Force, tambah Suwito, akan mencakup penyusunan kebijakan, program, kegiatan, serta berkolaborasi dengan pakar dan pemangku kepentingan dalam upaya pencegahan dan pengendalian malaria di wilayah IKN.

Menjaga Lingkungan

Suwito mengajak masyarakat untuk menjaga lingkungan sebagai langkah pencegahan malaria, seperti mengeliminasi habitat perkembangbiakan nyamuk.

"Nyamuk Anopheles beraktivitas mencari darah malam hari. Ketika bepergian ke luar rumah malam hari, sebaiknya menggunakan baju dan celana lengan panjang, menggunakan repelen anti nyamuk, serta mengenakan kelambu saat tidur malam hari," ujarnya.

Perwakilan Kemenkes RI, Dedy Supriyanto, dalam kegiatan pembagian kelambu antimalaria di Kantor Desa Bumi Harapan Sepaku, mengatakan manfaat kelambu dapat menjadi pelindung di saat waktu tidur atau beristirahat.

"Nyamuk untuk malaria ini adalah jenis nyamuk Anopheles, yang 'jam operasionalnya' di malam hari. Kelambu ini memiliki insektisida yang aman untuk kita, dan jika ada nyamuk yang hinggap maka lama-lama nyamuk itu akan mati karena terkena zat insektisida yang ada di kelambu," katanya.

Cara merawat kelambu yang benar, kata Dedy, yaitu dengan tidak mencucinya menggunakan detergen dan tidak menjemurnya di bawah terik matahari langsung, karena hal tersebut dapat merusak zat insektisida yang terkandung dalam kelambu.

Dedy mengimbau masyarakat untuk aktif menggunakan kelambu yang telah dibagikan sebagai langkah pencegahan malaria.

Terkait dengan malaria, Kemenkes mencatat adanya penurunan angka kejadian malaria berkisar 25 ribu kasus dalam kurun setahun terakhir, meskipun hingga saat ini Indonesia masih menempati posisi kedua kasus tertinggi di Asia setelah India.

"Malaria di Indonesia memang termasuk yang tertinggi di Asia, nomor dua setelah India. Kasus malaria di tahun 2023 sebanyak 418.546 kasus, menurun dibandingkan tahun 2022 yaitu 443.530 kasus," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi.

World Malaria Report 2023 melaporkan India dan Indonesia masih menyumbang sekitar 94 persen kematian akibat malaria di seluruh kawasan WHO Asia Tenggara.

Baca Juga: