SINGAPURA - Obat yang digunakan dalam pengobatan kanker dapat mengobati pasien Covid-19 yang telah terkena gejala yang parah. Demikian sebuah penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan asal Singapura dan Amerika Serikat (AS).

Penelitian yang dipimpin oleh Associate Professor Ivan Marazzi dari Departemen Mikrobiologi di Icahn School of Medicine di Mount Sinai, AS, itu melibatkan peneliti dari National University Cancer Institute, Singapura (NCIS). Penemuan ini dipublikasikan secara online di jurnal ilmiah Cell pada 30 Maret lalu.

Mereka menemukan Topotecan, yang digunakan dalam kemoterapi, mengurangi tingkat keparahan dan kematian akibat infeksi Covid-19 dengan menekan peradangan di paru-paru.

"Dengan obat yang digunakan dalam pengobatan kanker selama lebih dari 25 tahun, itu tersedia secara global dan tidak mahal, dengan profil keamanan yang dipahami dengan baik pada manusia," ucap seorang anggota tim peneliti, Dr Anand Jeyasekharan.

Untuk menguji kembali efektivitas obat itu, Tim tersebut akan kembali mengadakan uji klinis fase pertama. Sekitar 20 pasien dewasa dengan bentuk Covid-19 sedang dan riwayat kanker akan direkrut. Mereka akan diberi Topotecan selain steroid deksametason dan obat antivirus remdesivir. Keduanya saat ini digunakan untuk mengobati Covid-19.

Pasien kanker direkrut karena mereka memiliki risiko penyakit parah yang lebih tinggi dan juga akrab dengan konsep pengobatan kemoterapi, kata Dr Jeyasekharan. "Setelah dosis yang tepat telah ditetapkan pada fase satu, tujuannya adalah untuk membawa ini maju ke semua kasus Covid-19 yang moderat, tidak hanya untuk pasien kanker."

Percobaan diharapkan berlangsung antara tiga dan enam bulan, tergantung pada seberapa cepat pasien yang cocok direkrut. Untuk lokasi, India dipilih sebagai negara tempat pengujian itu mengingat angka infeksi Covid-19 yang cukup tinggi di sana.

Jika uji klinis fase satu berhasil, fase kedua akan dimulai, dengan kumpulan pasien yang lebih besar yang direkrut dari berbagai negara. Parameter tambahan juga akan dilacak, seperti waktu yang dibutuhkan pasien untuk keluar dari unit perawatan intensif dan tingkat kelangsungan hidup pasien.

Jeyasekharan menambahkan bahwa "Penggunaan kembali obat yang ada merupakan strategi global yang berharga untuk mengobati Covid-19."

Menurut dia, pasien akan dipantau di tiga bidang: penggunaan tes darah untuk memeriksa penanda peradangan; memeriksa tingkat obat yang sebenarnya di dalam darah untuk memastikan bahwa obat tersebut tetap dalam tingkat yang aman; dan terakhir memeriksa status klinis pasien, seperti apakah mereka mengalami sedikit atau banyak kesulitan bernapas.

Satu botol Topotecan, yang berisi 4 miligram obat, harganya sekitar 60 dolar AS di Singapura.

n SB/Strait Times/P-4

Baca Juga: