SHAH ALAM - Saudara tiri dari pemimpin Korea Utara (Korut) yang bernama Kim Jong-nam, telah lama mengungkapkan ketakutan bahwa nyawanya tengah diincar beberapa bulan sebelum dibunuh di Malaysia pada Februari tahun lalu. Hal itu diungkapkan dalam persidangan pembunuhan Kim Jong-nam yang digelar Pengadilan Tinggi Shah Alam, Malaysia, pada Selasa (27/2).

Informasi rincian tentang ancaman terhadap Kim Jong-nam itu mencuat saat persidangan terhadap dua perempuan asal Indonesia dan Vietnam, Siti Aisyah dan Doan Thi Huong, yang didakwa telah membunuh Kim Jong-nam di Bandara internasional Kuala Lumpur pada 13 February 2017.

Pengacara dua tersangka pembunuh Kim Jong-nam ini dalam pembacaan pembelaannya menerangkan bahwa mereka berdua direkrut untuk ikut ambil bagian dalam acara yang mereka pikir sebuah lelucon yang akan ditayangkan di televisi, dan ternyata mereka telah ditipu untuk melakukan pembunuhan yang skenarionya telah disusun agen-agen Korut.

Baik Siti maupun Doan, telah membantah bahwa mereka terlibat dalam pembunuhan kakak tiri dari Kim Jong-un itu, saat mereka memerciki wajah Kim Jong-nam dengan racun syaraf saat korban menunggu penerbangan ke Makau. Siti dan Doan saat ini terancam hukuman gantung jika terbukti bersalah dalam perkara pembunuhan ini. Sidang pembunuhan Kim Jong-nam ini akan dilanjutkan pada 14 Maret.

Temui Sahabat

Dalam sidang pengadilan kemarin juga diungkapkan bahwa Kim Jong-un berada di Malaysia untuk menemui Tomie Yoshio, sahabatnya yang dikenalnya di Negeri Jiran. Kim Jong-nam disebutkan telah menelpon Yoshio saat tiba di Malaysia dan ia akan dijemput oleh sopir pribadi Yoshio untuk mengantarkan Kim Jong-nam keliling-keliling Malaysia.

Saat pemeriksaan silang terhadap pejabat kepala polisi yang menyelidiki kasus pembunuhan ini, pengacara Siti Aisyah yang bernama Gooi Soon Seng mengatakan bahwa Yoshio telah menyuruh Ahmad Fuad, sopir pribadi Yoshio, untuk menjemput Kim Chol di bandara dan mengantarnya kemanapun ia ingin pergi. Saat berada di Malaysia, Kim Jong-nam membawa paspor Korut dengan nama Kim Chol.

Dalam penuturannya, pengacara Gooi mengatakan alasan Kim Jong-nam menggunakan nama Kim Chol karena ia khawatir nyawanya terancam. Hal ini disampaikan Kim Jong-nam pada Yoshio enam bulan sebelum ia terbunuh.

"Saya takut nyawaku terancam dan saya membutuhkan seorang sopir," kata Kim Jong-nam seperti dikutip lewat pernyataan pengacara pembela yang mendapatkan keterangan dari Yoshio.

Adapun pejabat kepala polisi yang menyelidiki kasus pembunuhan ini yaitu Wan Azirul Nizam Che Wan Aziz. Kepala polisi itu membenarkan pernyataan pengacara Gooi berdasarkan pengakuan Yoshio pada petugas polisi.

Dalam persidangan kemarin, pengacara Gooi juga mengeluarkan tudingan bahwa otoritas hukum Malaysia tak secara mendalam saat melakukan penyelidikan terhadap empat waarga Korut yang terlibat dalam pembunuhan ini.

Empat warga Korut yang dikenal oleh Siti dan Doan, menggunakan nama samaran yaitu James (O Jong-gil), Chang (Hong Song-hac), Y (Ri Ji-hyon), dan Hanamori (Ri Jae Nam). Ke-4 agen Korut ini telah menipu Siti dan Doan untuk melakukan pembunuhan sebelum kabur dari Malaysia. Ke-4 agen Korut ini, terpantau masih nerada di Bandara Internasional Kuala Lumpur pada hari terbunuhnya Kim Jong-nam.

AFP/I-1

Baca Juga: