Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa anggota NATO bekerja sama dengan perusahaan pertahanan untuk memastikan Ukraina mendapatkan lebih banyak pasokan senjata dan peralatan untuk dipersiapkan untuk jangka panjang dalam perangnya dengan Rusia, "Kami memberikan banyak dukungan tetapi kami perlu melakukan lebih banyak lagi dan bersiap untuk jangka panjang," kata Stoltenberg kepada Reuters dalam sebuah wawancara, pada hari Kamis, (04/08).

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenbergv mengatakan mulai sekarang akan berhubungan erat dan bekerja sama dengan industri pertahanan untuk memproduksi lebih banyak serta mengirimkan lebih banyak jenis amunisi, senjata, dan kemampuan yang berbeda.

Dalam beberapa bulan terakhir, Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya telah mulai mengirimkan sistem senjata konvensional yang lebih canggih ke Ukraina, termasuk sistem roket artileri mobilitas tinggi (HIMARS) yang menawarkan jangkauan yang lebih jauh dan lebih presisi. Baca selengkapnya

Stoltenberg mengatakan secara terpisah dalam pidatonya di Norwegia kepada aktivis Partai Buruh setempat pada hari Kamis bahwa invasi Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", telah menciptakan momen paling berbahaya bagi Eropa sejak Perang Dunia Kedua dan bahwa Rusia tidak dapat diizinkan untuk menang.

Dia juga menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin terlibat dalam retorika yang dinilai sembrono serta berbahaya mengenai potensi penggunaan senjata nuklir. Sementara anggota NATO tidak terlibat langsung dalam perang, NATO terlibat erat dalam mengoordinasikan respons Barat terhadap invasi.

Stoltenberg menegaskan kembali posisinya bahwa perang kemungkinan akan berakhir hanya setelah negosiasi.

"Kami tahu sebagian besar perang berakhir di meja perundingan. Kami juga tahu bahwa hasil negosiasi itu akan sepenuhnya bergantung pada kekuatan di medan perang," katanya kepada Reuters. "Bukan tugas saya untuk memberi tahu Ukraina apa sebenarnya persyaratan itu. Ini bagi saya dan NATO untuk mendukung mereka untuk memperkuat tangan mereka, jadi kami memaksimalkan kemungkinan solusi yang dapat diterima," mengulangi komentar serupa yang dia buat pada bulan Juni.

Perang telah menyebabkan Finlandia dan Swedia yang sebelumnya non-blok untuk mencari keanggotaan NATO, dengan permintaan sejauh ini diratifikasi oleh 23 dari 30 negara anggota, termasuk Amerika Serikat.

"Ini adalah protokol aksesi tercepat dalam sejarah modern NATO. Saya berharap tujuh sekutu lainnya melakukan hal yang sama," kata Stoltenberg.

"Dia mengatakan permintaan Turki untuk ekstradisi tersangka terorisme dari Swedia dan Finlandia harus diputuskan oleh pengadilan di dua negara Nordik. Aturan hukum berlaku di Finlandia dan Swedia," tutupnya.

Baca Juga: