Badai menenggelamkan Nuestra Señora de Atocha  yang penuh harta benda di dasar laut lepas pantai Key West, Florida, yang berkarang. Kapal memuat logam mulia dari benua Amerika ini amat dibutuhkan Spanyol untuk membiayai peperangan di Eropa.

Badai menenggelamkan Nuestra Señora de Atocha yang penuh harta benda di dasar laut lepas pantai Key West, Florida, yang berkarang. Kapal memuat logam mulia dari benua Amerika ini amat dibutuhkan Spanyol untuk membiayai peperangan di Eropa.

Pasca penemuan dunia baru oleh Columbus pada 1492, membuat lalu lintas kapal berukuran besar yang disebutgalleondari Eropa ke Amerika cukup marak. Kala itu Spanyol negara paling kuat di Eropa yang memiliki koloni paling luas didukung oleh Perjanjian Tordesillas yang membagi dunia menjadi dua.

Pajak yang ditarik atas barang yang dikirim dari Amerika tengah dan selatan oleh pedagang Spanyol memungkinkan Negeri Matador itu mempertahankan klaim wilayah belahan baratnya terhadap Inggris, Prancis, dan Belanda. Dengan modal ini, Spanyol dapat memperluas wilayah kerajaan ke belahan dunia lain hingga ke Pasifik selatan.

Namun di balik kesuksesan itu ada kisah tragis. Kapal Nuestra Señora de Atocha (Our Lady of Atocha) dan kapal saudaranya, Santa Margarita, yang membawa muatan sangat berharga tenggelam di sepanjang jalur pelayaran komersial yang luas ini yang disebutCarrera de Indiasoleh orang Spanyol. PosisiCarrera de Indiasada di seberang lautan berkarang yang sekarang disebut dengan Florida Keys.

Kapal Atocha membawa harta karun dalam perjalanan menuju Spanyol. Koloni tidak hanya menjadi konsumen utama barang-barang yang diproduksi di Spanyol, namun penaklukan ini juga mengawali aliran barang-barang pertanian yang berharga, logam mulia, dan permata berkualitas tinggi yang mengalir melalui jalur pelayaran dagang Spanyol dan kembali ke negara induknya.

Arkeolog R Duncan Mathewson III dalam bukunyaTreasure of the Atochamenulis, dari 1530 hingga 1800, sekitar enam miliar hingga delapan miliar dollar emas dan perak ditambang di koloni Spanyol-Amerika.

Kekayaan ini secara drastis mengubah jalannya sejarah Eropa, mengangkat Spanyol ke posisi dominasi dunia. Ketika Raja Philip IV yang berusia 16 tahun naik tahta pada 1621, ia mewarisi sebuah kerajaan yang menguasai wilayah luas di empat benua.

Untuk meminimalkan kerugian bagi perampok bersenjata, Spanyol mewajibkan semua kapal dagangnya berlayar dalam konvoi, yang dilindungi oleh kapal pengawal yang disebut galleon. Galleon adalah jenis kapal perang khusus, panjangnya mencapai seratus kaki dan dilengkapi dengan layar persegi.

Namun tidak semua kapal perang Spanyol sukses menghajar perompak. Itulah mengapa kemungkinan lima persen perak dan emas yang ditambang Spanyol di Dunia Baru hilang di laut atau disita oleh bajak laut.

Dihantam Badai

Dari bulan Juni hingga Oktober, rute Atlantik selatan yang dilalui oleh konvoi dalam perjalanan mereka kembali ke Spanyol dari Havana dilanda badai. Bencana alam ini membuat kapal-kapal Spanyol tak berdaya, diombang-ambing gelombang dan angin hingga akhirnya tenggelam atau lambung kapal terkoyak di terumbu karang yang dangkal.

Pada 1622, armada kapal Spanyol berhasil mengumpulkan muatannya yang berharga di Meksiko dan menunggu armada lainnya di Havana. Sebagian besar dari harta karun yang saat ini bernilai 400 juta dollar AS itu diberikan kepada kapal Santa Margarita dan kapal Nuestra Señora de Atocha.

Atocha dibangun di galangan kapal Havana dan yang pasti akan membawa keberuntungan karena dinamai sebagai kuil keagamaan paling dihormati di Spanyol. Untuk berjaga-jaga, Atocha dilengkapi dengan 20 meriam perunggu.

Namun yang paling ditakuti armada ini adalah badai. Badai tersebut melemparkan armada ke utara menuju garis terumbu Florida. Di luar terumbu karang di Selat Florida, mereka mengarungi angin di perairan yang aman dan dalam di Teluk Meksiko. Di belakang mereka, beberapa kapal dagang kecil tenggelam di dasar perairan dalam. Setidaknya empat kapal, termasuk Atocha dan Santa Margarita, tersapu ke Florida Keys yang merupakan perairan dangkal penuh dengan karang-karang tajam yang mampu mengoyak dan menenggelamkan kapal.

Nasib nahas pun menimpa kapal Atocha. Setelah menghantam karang, kapal itu pecah dan air pun dengan cepat mengisi lambung kapal dengan air. Kapal besar itu pun tenggelam dan menyentuh dasar lautan pada kedalaman 55 kaki. Yang tersisa hanyalah tiang kapal (mizzen) yang bisa tersembul diantara ombak.

Dari 265 orang di dalamnya, 260 orang tenggelam. Tiga awak kapal dan dua budak kulit hitam selamat setelah memegang tiang kapal sampai mereka diselamatkan keesokan paginya oleh kapal Santa Cruz.

Kapal-kapal yang hilang dari armada harta karun Spanyol pada tahun 1622 tergeletak tersebar sejauh 50 mil yang membentang dari Dry Tortugas ke arah timur hingga tempat Atocha tenggelam. Sekitar 550 orang tewas bersama dengan total muatan senilai lebih dari 2 juta peso. hay/I-1

Baca Juga: