JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperingatkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) tahun ini menghadapi sejumlah tantangan. Meskipun, NPI pada 2021 dalam posisi kuat di tengah tekanan global akibat eskalasi pandemi, serta gejolak pengurangan stimulus moneter yang dilakukan bank sentral (tapering off).

"Ke depan, dampak positif dari adanya reformasi kebijakan diharapkan dapat lebih memperkuat kepercayaan investor asing untuk berinvestasi di Indonesia," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, Febrio Kacaribu dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (19/2).

Menurut dia, ketidakpastian di pasar keuangan global diperkirakan masih cukup tinggi sejalan dengan perkembangan kebijakan pengetatan moneter dari negara maju yang kemungkinan akan berpengaruh terhadap keberlanjutan aliran modal ke dalam negeri.

Sementara itu, kinerja neraca transaksi berjalan pun akan menghadapi tantangan dengan adanya penguatan impor serta tren normalisasi harga komoditas, sehingga pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan otoritas terkait akan terus berkoordinasi dalam menjaga stabilitas ekonomi guna mendukung peningkatan kinerja perekonomian nasional.

Seperti diketahui, secara keseluruhan 2021, NPI menunjukkan kinerja yang sangat positif dengan mencatatkan surplus sebesar 13,5 miliar dollar AS atau 1,13 persen dari produk domestik bruto (PDB), meningkat signifikan dibandingkan surplus tahun sebelumnya sebesar 2,6 miliar dollar AS.

"Hal ini menjadi capaian yang cukup krusial, mengingat neraca pembayaran merupakan salah satu pilar dari stabilitas makro nasional," kata Febrio.

Transaksi Berjalan

Dia menambahkan kinerja positif ini didorong oleh perbaikan neraca transaksi berjalan yang mencatatkan surplus sebesar 3,3 miliar dollar AS atau 0,3 persen PDB, dibandingkan tahun sebelumnya yang defisit 4,4 miliar dollar AS.

Selain itu, dia menuturkan kinerja neraca transaksi modal dan finansial juga menunjukkan peningkatan surplus menjadi sebesar 11,7 miliar dollar AS atau 1 persen dari PDB, dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 7,9 miliar dollar AS.

Surplus investasi langsung meningkat menjadi 16,49 miliar dollar AS, dari sebesar 14,14 miliar dollar AS di tahun 2020, yang tak terlepas dari terjaganya kepercayaan investor ditopang oleh momentum pemulihan ekonomi domestik yang terus terjadi, meski sempat diwarnai peningkatan restriksi di akibat penyebaran Covid-19 varian Delta.

Baca Juga: