Uni Eropa mengatakan telah membentuk tim investigasi bersama Ukraina untuk proses penyelidikan penemuan ratusan jenazah di Bucha, Ukraina. Akibatnya muncul dugaan jenazah tersebut merupakan kejahatan perang yang dilakukan Rusia.

Dibentuknya tim investigasi seiring terungkapnya sejumlah foto mengejutkan yang menampilkan kuburan massal beserta mayat warga sipil di Kota Bucha. Ini tepat setelah pasukan Moskow meninggalkan daerah tersebut.

Presiden Komisi Uni Eropa von der Leyen turut menyampaikan belasungkawa kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas insiden tersebut.

"Uni Eropa siap untuk memperkuat upaya ini dengan mengirimkan tim investigasi di lapangan untuk mendukung layanan penuntutan Ukraina. Eurojust dan Europol siap membantu," katanya dikutip dari CNN Internasional, Selasa (5/4).

"Respons global diperlukan. Ada pembicaraan yang sedang berlangsung antara Eurojust dan Pengadilan Kriminal Internasional untuk bergabung dan agar pengadilan menjadi bagian dari Tim Investigasi Gabungan. Pendekatan terkoordinasi dari otoritas Ukraina, Uni Eropa, negara anggota dan lembaganya, dan Pengadilan Kriminal Internasional akan memungkinkan bukti dikumpulkan, dianalisis, dan diproses dengan cara yang paling lengkap dan efektif," tambahnya.

von der Leyen juga mengatakan, telah memberikan tugas kepada Komisaris Kehakiman Didier Reynders guna menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut, serta menghubungi Jaksa Agung Ukraina.

"Komisi akan memberikan semua dukungan teknis dan keuangan yang diperlukan untuk semua investigasi yang dipimpin Uni Eropa," ujarnya.

Sebagai informasi, Rusia mulai melancarkan invasinya terhadap Ukraina sejak 24 Februari lalu. Artinya, serangan yang digencarkan Rusia ke Ukraina sudah memasuki waktu sebulan lebih. Serangan tersebut dilakukan seiring niatan Ukraina yang awalnya ingin bergabung dengan NATO, di mana hal tersebut dinilai sebagai ancaman bagi Rusia.

Baca Juga: