Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik ke arah Jepang untuk pertama kalinya dalam lima tahun terakhir pada Selasa (4/10). Hal tersebut mendorong peringatan bagi penduduk Jepang untuk berlindung dan penangguhan sementara operasi kereta api di Jepang Utara.

Dilansir dari Reuters, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) melaporkan rudal tersebut tampaknya rudal balistik jarak menengah (intermediate range ballistic missile/IRBM), yang diluncurkan dari Provinsi Jagang, Korea Utara. Adapun Korut menggunakan provinsi itu untuk uji coba beberapa rudal baru-baru ini, termasuk beberapa rudal yang diklaim "hipersonik".

Sementara itu, mantan perwira Angkatan Laut Korsel yang kini mengajar di Universitas Kyungnam, Kim Dong-yup mengatakan, rincian penerbangan awal menunjukkan bahwa rudal itu mungkin adalah IRBM Hwasong-12, yang diluncurkan Korea Utara pada tahun 2017 sebagai bagian dari rencananya yang mengancam untuk menyerang pangkalan militer AS di Guam. Hwasong-12 digunakan dalam tes 2017 yang melintasi Jepang, dan Kim mencatat bahwa itu juga diuji coba dari Provinsi Jagang pada Januari.

Pemerintah Jepang memperingatkan warganya untuk berlindung ketika rudal itu tampaknya telah terbang melewati wilayahnya sebelum jatuh ke Samudra Pasifik. Adapun rudal tersebut menjadi yang pertama terbang di atas atau melewati wilayah Jepang dari Korut sejak tahun 2017. Tokyo meyakini jangkauan rudal itu mencapai 4.600 km atau setara 2.850 mil.

Peluncuran terbaru adalah yang kelima Pyongyang dalam 10 hari, di tengah ketegangan militer dengan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Pekan lalu, ketiga negara melakukan latihan trilateral anti-kapal selam yang mencakup kapal induk AS, yang berhenti di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak 2017.

Tes baru-baru ini telah menarik tanggapan yang relatif tidak terdengar dari Washington, yang berfokus pada perang di Ukraina serta krisis domestik dan asing lainnya, tetapi militer AS telah meningkatkan unjuk kekuatan di wilayah tersebut. Tokyo mengatakan tidak mengambil langkah untuk menembak jatuh rudal itu.

Menteri Pertahanan Yasukazu Hamada mengatakan Jepang tidak akan mengesampingkan opsi apa pun, termasuk kemampuan serangan balik, karena tampaknya akan memperkuat pertahanannya dalam menghadapi peluncuran rudal berulang kali dari Korut. Sementara itu, Korsel juga akan meningkatkan militernya dan meningkatkan kerja sama sekutu.

Baca Juga: