Jumlah orang Australia yang dirawat di rumah sakit akibat Covid-19 telah melewati rekor pada Senin (25/7). Tercatat, pasien Covid-19 yang tengah mendapatkan perawatan di rumah sakit mencapai 5.450 orang.

Lonjakan pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut akibat penyebaran subvarian Omicron BA.4 dan BA.5. Jumlah tersebut melebihi rekor sebelumnya mencapai 5.390 pasien yang dirawat di rumah sakit saat gelombang pertama Omicron pada Januari lalu.

Selain itu, kasus kematian harian di Australia juga mengalami peningkatan. Tercatat, angka kematian melebihi 100 kasus untuk pertama kalinya pada Sabtu (23/7)

"Lebih dari 1.000 panti jompo telah mengalami wabah, karena sebagian besar orang tua terkena dampaknya," kata pemerintah, dikutip dari Reuters, Senin (25/7).

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan, beberapa pusat perawatan lanjut usia kesulitan menangani pasien Covid-19 akibat kekurangan staf, dukungan personel pertahanan di fasilitas tersebut akan diperpanjang hingga akhir September.

"Ini adalah tindakan ekstrem dan tepat untuk menggambarkannya seperti itu," ucapnya kepada televisi ABC.

"Mengingat jumlah wabah yang kita alami saat ini, ini adalah hal yang benar untuk dilakukan," tambahnya.

Di sisi lain, tak sedikit pekerja garis depan di rumah sakit juga sakit atau dalam isolasi. Situasi ini memperburuk krisis perawatan kesehatan.

Selama musim dingin yang keras dengan Covid-19 dan virus flu yang beredar, pihak berwenang telah merekomendasikan penggunaan masker di dalam ruangan dan dosis booster vaksin yang mendesak. Para pengusaha juga diminta pemerintah setempat untuk mengizinkan pekerjanya kembali bekerja dari rumah.

Australia, salah satu negara yang paling banyak divaksinasi Covid-19, telah memberikan dua dosis kepada sekitar 95 persen dari mereka yang berusia di atas 16 tahun, meskipun hanya sekitar 71 persen yang telah mendapatkan suntikan booster. Namun, penghitungannya sekitar 9,13 juta infeksi dan 11.181 kematian lebih rendah daripada banyak negara maju.

Baca Juga: