JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (17/8), menyerukan kepada orang yang terinfeksi cacar monyet untuk menjauh dari hewan peliharaan agar tidak menulari mereka, menyusul laporan pertama kasus penularan dari manusia ke hewan.

Kasus pertama penularan cacar monyet dari manusia ke hewan, yakni antara dua pria dan anjing peliharaan jenis greyhound yang hidup bersama mereka di Paris, dilaporkan jurnal kedokteran The Lancet, minggu lalu.

"Ini kasus pertama yang dilaporkan.. dan kami percaya ini contoh pertama hewan anjing terinfeksi," kata Dr Rosamund Lewis, kepala teknis untuk Cacar Monyet WHO kepada wartawan, seperti dikutip The Straits Times, Kamis (18/8).

Lewis mengatakan, para ahli telah menyadari risiko teoritis bahwa lompatan seperti ini bisa terjadi. Dan badan kesehatan masyarakat telah menyarankan kepada mereka yang sakit untuk mengisolasi diri dari hewan peliharaan mereka.

Selain itu, "manajemen sampah juga penting" untuk mengurangi risiko kontaminasi tikus dan hewan lain di luar rumah.

Penting bagi masyarakat "untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana melindungi hewan peliharaan mereka, seperti bagaimana mengatur sampah mereka sehingga hewan secara umum tidak terpapar virus cacar monyet," katanya.

Virus Dapat Bermutasi

Ketika virus sudah melompati rintangan spesies, dikhawatirkan virus dapat bermutasi dengan cara yang lebih berbahaya.

Dr Lewis menekankan bahwa sejauh ini belum ada laporan terkait yang sedang terjadi dengan cacar monyet.

Namun, ia menyadari "tentunya begitu virus itu berpindah ke latar yang berbeda dalam populasi yang berbeda, sudah jelas kemungkinannya virus akan berkembang secara berbeda dan bermutasi dengan cara berbeda pula."

Perhatian utama kemudian berkisar di sekitar binatang di luar rumah.

"Situasi yang lebih berbahaya.. adalah dimana virus dapat berpindah ke populasi mamalia kecil dengan tingkat kepadatan yang tinggi," kata direktur kedaruratan WHO Michael Ryan kepada wartawan.

"Yakni melalui proses infeksi satu hewan ke hewan berikutnya dan berikutnya dan berikutnya yang anda lihat virus mengalami evolusi yang cepat."

Meski begitu, dia menekankan bahwa kecil akibatnya bagi hewan peliharaan di rumah.

"Saya tidak ingin virus berkembang lebih cepat pada satu ekor anjing daripada pada satu manusia," katanya. "Kita perlu tetap waspada ..hewan peliharaan bukanlah risiko."

Dinamakan cacar monyet karena virus ini diidentifikasi pada hewan monyet yang sedang diteliti di Denmark pada 1958. Namun penyakit ini juga ditemukan pada sejumlah hewan, paling banyak adalah tikus.

Kemudian, penyakit ini ditemukan pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Sejak itu, penyebarannya terbatas di negara-negara Afrika Tengah dan Afrika Barat.

Namun pada Mei lalu, penyakit yang menyebabkan demam, nyeri otot, dan luka pada kulit seperti bisul, mulai menyebar cepat ke seluruh dunia, terutama di kalangan pria yang berhubungan seks dengan pria.

Kini, di seluruh dunia, lebih dari 35.000 kasus telah terkonfirmasi sejak awal tahun ini di 92 negara. Sebanyak 12 orang meninggal, kata WHO. Badan Kesehatan Dunia ini kemudian mengumumkan wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.

Baca Juga: