JAKARTA - Film Netflix Indonesia terbaru A World Without akan tayang secara global pada 14 Oktober 2021 hari ini. Film ini menceritakan perjuangan tiga remaja yang kabur dari organisasi rahasia The Light, yang menegangkan.
Film ini bercerita tentang organisasi misterius tersebut. Para anggota saling membantu menjadi versi terbaik dari diri mereka. Namun ketika tiga sahabat menemukan sisi buruk organisasi itu maka tak ada jalan lain bagi mereka kecuali melarikan diri.
Membawa tema pemberdayaan, A World Without menceritakan harapan, keberanian, dan persaudaraan wanita (sisterhood). Selain itu film menawarkan pandangan unik mengenai segala kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan.
Film tersebut digarap oleh sutradara Nia Dinata sebagai penulis naskah bersama Lucky Kuswandi. Film menghadirkan misteri dan ketegangan, karena tiga remaja perempuan pada film ini berjuang menemukan suara dan kekuatan dari dalam diri mereka sendiri untuk lepas dari belenggu.
"Film ini ada di tahun 2030, dan mungkin masih jarang film Indonesia yang berbicara tentang masa depan. Juga belum ada yang membuat film tentang sosok leader atau life coach dengan target anak muda yang masih polos dan masa depannya sangat panjang," ungkap Nia dalam konferensi pers Selasa (12/10).
Sementara itu, menurut Lucky, karakter-karakter di film ini akan bisa membuat orang berpikir bahwa jika tidak waspada, dunia bisa menjadi seperti itu. "Walau memiliki setting tahun 2030, film ini sangat relevan dengan situasi saat ini karena yang dicari oleh ketiga karakter juga dicari oleh kebanyakan orang, yaitu kepastian akan masa depan, sense of community, dan sense of belonging," katanya.
Dengan latar masa depan kostum dan pakaian pun menjadi elemen menarik dalam film ini. Pada era itu katanya manusia sangat tergantung pada teknologi, sehingga terjadi penurunan kemampuan berpikir secara kritis.
Lucky mengatakan film ini menggambarkan sebuah keadaan distopia yaitu suatu komunitas atau masyarakat yang tidak didambakan atau terkesan menakutkan "Sisi yang menarik dari fiksi distopia adalah ia memberikan cermin agar kita bisa berefleksi," ujar dia.
Untuk mendapatkan latar masa depan sutradara Nia Dinata yang juga bertugas sebagai desainer produksi memilih bangunan-bangunan yang bergaya art deco dengan arsitektur dari tahun 1920-an yang dianggap tidak lekang waktu (timeless). Desainer kostum Tania Soeprapto dan Isabelle Patrice juga bekerja sama dengan sejumlah fashion designer Indonesia untuk menampilkan berbagai kostum yang yang sesuai dengan dunia masa depan.
Bintang film A World Without, Chicco Jerikho mengatakan, The Light digambarkan sebagai sebuah organisasi yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik namun dikelilingi oleh misteri. Meski awalnya mempesona namun keindahan dan kenyamanan yang ditawarkan lambat laun terlihat keburukannya.
"Kami menciptakan The Light untuk menciptakan generasi yang lebih sustainable dan siap menghadapi masa depan," jelas dia yang berperan sebagai Ali Khan, pendiri The Light.