Relief dari dinasti keempat Mesir kuno menunjukkan seorang dari Punt dengan salah satu putra Firaun Khufu. Selain itu dalam dokumen dinasti kelima menunjukkan perdagangan reguler antara kedua negara yang memperkaya keduanya.

Relief dari dinasti keempat Mesir kuno menunjukkan seorang dari Punt dengan salah satu putra Firaun Khufu. Selain itu dalam dokumen dinasti kelima menunjukkan perdagangan reguler antara kedua negara yang memperkaya keduanya.

Prasasti makam komandan militer Pepynakht Heqalb, yang bertugas di bawah Raja Pepy II (2278-2184 SM) dari dinasti keenam Kerajaan Lama Mesir, pahatannya menceritakan bagaimana Heqalb dikirim oleh Pepy II ke "tanah Aamu" untuk mengambil jenazah sipir Kekhen yang "telah membangun perahu buluh di sana untuk melakukan perjalanan ke Punt ketika para penghuni Aamu dan Pasir membunuhnya," tulis sejarawan Marc van De Mieroop dalam History of Ancient Egypt (2010).

Suku Aamu adalah suku Asia di Arab dan suku penghuni gurun pasir di Sudan. Wilayah mereka merupakan titik keberangkatan perdagangan Mesir adalah di sekitar pelabuhan Suakin di pantai barat Laut Merah. Orang Mesir mengandalkan perdagangan dengan Tanah Punt untuk mendapatkan banyak harta benda mereka yang paling berharga.

Di antara harta karun yang dibawa ke Mesir dari Punt adalah emas, kayu eboni, binatang liar, kulit binatang, gading gajah, rempah-rempah, kayu berharga, kosmetik, dupa dan kemenyan serta pohon mur.

Namun, perdagangan antara Mesir dan Punt tidak sepihak seperti yang dikemukakan sejarawan Barbara Watterson. Hal ini karena prasasti tersebut dengan jelas menjelaskan pertukaran yang adil antara kedua belah pihak.

Sedangkan sejarawan John A Wilson melaporkan bagaimana orang Mesir tiba di Punt dengan perhiasan, peralatan, dan senjata dan kembali dengan membawa pohon dupa, gading, mur, dan kayu langka. Ada juga bukti bahwa orang Mesir memperdagangkan logam yang tersedia di negara mereka dengan emas Punt meskipun Mesir memiliki tambang emasnya sendiri.

Prasasti di dinding situs kuil Hatshepsut di Deir al-Bahri tersebut merinci hubungan Mesir dengan Punt. Bukti ini memperjelas hubungan tersebut saling menguntungkan dan kedua belah pihak sangat menghormati satu sama lain. Relief pada dinding kuil memperlihatkan kepala suku Punt dan istrinya menerima utusan dari Mesir dengan segala penghormatan.

Begitu tepatnya penggambaran ini sehingga para sarjana zaman modern mampu mendiagnosis masalah kesehatan istri Kepala Suku Punt, Aty. Menurut sejarawan Jimmy Dunn dalam Ancient Egyptians: The Wonderful Land of Punt (2016), sang ratu menunjukkan tanda-tanda menderita lipodistrofi atau penyakit Dercum.

Pemerintahan Hatshepsut termasuk yang paling makmur dalam sejarah Mesir, namun jelas bahwa ia menganggap ekspedisinya ke Tanah Punt merupakan salah satu keberhasilan terbesarnya.

Tanah Punt telah lama dikaitkan dengan para dewa dan masa lalu Mesir yang legendaris, sebagian karena banyaknya bahan dari Punt yang digunakan dalam ritual kuil. Kulit macan tutul dari Punt dipakai oleh pendeta, emasnya menjadi patung, dupa dibakar di kuil.

Namun, hubungan yang lebih mendalam muncul dari keyakinan bahwa para dewa yang memberkati Mesir juga mempunyai kasih sayang yang sama terhadap Punt. Prasasti Hatshepsut mengklaim Dewi Hathor berasal dari Punt dan terdapat bukti bahwa salah satu dewa persalinan Mesir paling populer, Bes, juga dikaitkan dengan wilayah tersebut. hay/I-1

Baca Juga: