Catatan saat ini yang telah merilis sejumlah kepemilikan kendaraan luar angkasa, salah satunya Rusia memiliki kendaraan awak Soyuz, Tiongkok memiliki pesawat ruang angkasa Shenzhou, dan NASA memiliki Crew Dragon, SpaceX. Selain itu, dalam beberapa tahun, badan antariksa AS akan menambahkan pesawat ruang angkasa Orion dan kapsul Starliner Boeing ke armada kendaraan luar angkasa manusianya.
Kemudian India, yang juga berupaya mengembangkan dan mendemonstrasikan sistem transportasi berawak ke orbit rendah Bumi dalam dua tahun ke depan.
Untuk itu, manifesto ini muncul karena menurut Asosiasi Penjelajah Luar Angkasa Eropa, yang mewakili astronot, benua tersebut perlu mengembangkan kendaraan luar angkasa awaknya sendiri secepat mungkin.
Sehingga, Eropa akan terus tunduk pada keinginan NASA, Rusia, dan perusahaan swasta seperti SpaceX. Apalagi, dengan mengendarai kendaraan SpaceX, mereka hanya akan memperkaya pesaing industri antariksa Eropa.
Perlu diketahui, salah satu kontra terhadap manifesto ini mungkin adalah bahwa Eropa selalu menempuh jalannya sendiri di luar angkasa. Mengapa fokus untuk membangun sistem transportasi awak, ketika ESA dapat fokus untuk melakukan hal-hal yang berarti di luar angkasa? Bagaimanapun, membangun pesawat ruang angkasa berawak baru akan menjadi proses yang sangat mahal dan memakan waktu.