Pemerintah berupaya mendapatkan obat fomepizole dari sejumlah negara untuk menangani kasus gangguan ginjal akut yang tengah marak terjadi di Indonesia. Fomepizole merupakan obat untuk mengatasi keracunan etilen glikol dan dietilen glikol yang diduga menjadi penyebab gangguan ginjal akut pada anak.
"Sehubungan dengan hal itu, Kemlu bersama Kemenkes tengah melakukan komunikasi intensif dengan sejumlah perusahaan farmasi, antara lain Paladin Labs (Kanada) dan Takeda Pharmaceuticals (Jepang) untuk segera memperoleh fomepizole bagi anak-anak Indonesia," kata Sekretaris Bidang Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi Kemlu Lintang Paramitasari dalam konferensi pers di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (28/10).
Selain dengan sejumlah perusahaan farmasi tersebut, kata Lintang, pemerintah juga terus berupaya mendapatkan fomepizole dari Amerika Serikat (AS), Singapura, dan Malaysia. Menurutnya, pemerintah juga mengapresiasi dukungan pemerintah Australia yang telah mengirimkan 16 vial fomepizole, yang telah tiba di Indonesia pada 25 Oktober 2022.
"Kemlu akan terus memberikan pengawalan dan dukungan kepada Kemenkes dalam rangka membuka akses atas produk fomepizole guna penanganan kasus ginjal akut di Indonesia," ucapnya.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengatakan pihaknya telah mendatangkan 30 vial antidotum fomepizole dari Singapura untuk pengobatan pasien yang dirawat di RSCM Jakarta. Sebanyak 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut di rumah sakit itu kondisinya membaik setelah menerima obat itu.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol (EG) pada 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi dan mereka sudah bisa mengeluarkan air seni.
Sementara itu, 16 vial dari Australia diberikan kepada rumah sakit rujukan di Padang, Surabaya, Medan, dan Aceh. Sedangkan 200 vial fomepizole donasi dari Takeda Jepang akan tiba pekan depan.
Kemenkes mencatat 269 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia per 26 Oktober 2022. Jumlah itu meningkat sebanyak 18 kasus bila dibandingkan data pada 24 Oktober 2022. Dari total 269 kasus gangguan ginjal akut tersebut, 73 orang di antaranya masih dirawat, 157 meninggal dunia, dan 39 lainnya sudah sembuh.