JENEWA - Komite Darurat World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia mendesak negara-negara menerbitkan panduan sosial ekonomi guna mengurangi tekanan yang terjadi akibat pandemi Covid-19. Panduan sosial ekonomi ini sangat penting karena pandemi Covid-19 diperkirakan akan berlangsung lama.

Demikian rekomendasi yang dikeluarkan Komite Darurat WHO usai panel diskusi untuk mengevaluasi krisis kesehatan, di Jenewa, Swiss, akhir pekan lalu. Pertemuan ini merupakan pertemuan keempat kalinya terkait virus korona sejak deklarasi darurat kesehatan masyarakat internasional atau public health emergencies of international concern (PHEIC), yang merupakan darurat kesehatan tertinggi WHO, 30 Januari lalu.

Pada pertemuan tersebut, panel Komite Darurat WHO yang terdiri dari 18 anggota dan 12 penasihat ini pun dengan suara bulat setuju bahwa pandemi masih dalam status darurat kesehatan masyarakat internasional. Komite rencananya akan berkumpul kembali tiga bulan kemudian. "Komite Darurat WHO menilai tingkat risiko global Covid-19 menjadi sangat tinggi.

Komite menyoroti durasi panjang pandemi Covid-19 yang perlu diantisipasi ini, mencatat pentingnya upaya berkelanjutan komunitas, nasional, regional, dan respons global," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus," dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP, Minggu (2/8).

Alami Resesi

Sejumlah negara diketahui telah mengalami resesi ekonomi sebagai dampak Covid-19 dan pembatasan kegiatan masyarakat, misalnya, Korea Selatan, Jerman, Amerika Serikat, Singapura.

Resesi sendiri merupakan kondisi suatu negara yang mengalami pertumbuhan ekonomi negatif setidaknya selama dua kuartal berturutturut. Bentuknya, penurunan secara terus-menerus aktivitas perekonomian seperti investasi, lapangan kerja.

Indonesia sendiri diakui tengah menghadapi ancaman resesi ekonomi. Pemerintah berulang kali menghadapi dilema terkait prioritas kebijakan antara kepentingan kesehatan dan penyelamatan ekonomi. Salah satunya, dalam penerapan new normal atau adaptasi kebiasaan baru, yang melonggarkan sejumlah pembatasan sosial.

Sejumlah kasus baru Covid-19 pun muncul pasca-pemberlakuan new normal itu. Sejumlah negara di dunia diketahui telah memberlakukan lockdown atau penguncian ketat dalam upaya untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Namun, kebijakan lockdown itu membuat ekonomi terdampak signifikan. Komite pun mendesak WHO untuk memberikan panduan pragmatis untuk merespons Covid-19 demi mengurangi risiko kelelahan merespons dalam konteks tekanan sosial-ekonomi.

Panel juga mendesak WHO untuk mendukung negara-negara dalam mempersiapkan peluncuran terapi dan vaksin yang sudah terbukti. Selain itu, Komite mendesak lembaga mempercepat penelitian terhadap vaksin korona.

AFP/SB/P-4

Baca Juga: