JAKARTA - Nathan Tjoe-A-On yang telah resmi dinaturalisasi dan berpeluang memperkuat tim nasional Indonesia sepertinya belum bisa menjadi solusi. Kehadiran Nathan Tjoe-A-On akan menambah persaingan di posisi bek sayap kiri.

Posisi Pratama Arhan, Shayne Pattynama, dan Edo Febriansyah akan rawan digantikan. Itu artinya kedatangan Nathan tak menjadi solusi karena posisi pemain yang sangat dibutuhkan saat ini adalah lini depan atau striker.

PSSI juga sedang memproses naturalisasi tiga pemain. Mereka adalah Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, dan Maarten Paes. Proses naturalisasi ketiganya sudah disetujui DPR. Oratmangoen merupakan pemain berposisi winger atau gelandang serang, Haye seorang gelandang, dan Paes adalah kiper. Dari tiga ini, kemungkinan Oratmangoen yang berpeluang menjadi solusi Indonesia.

Hanya, potensi Oratmangoen tak menjanjikan. Buktinya rekam jejak ketajaman Ragnar kurang mentereng. Sepanjang karir profesionalnya, Oratmangoen baru mengoleksi 17 gol.

Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni, mengatakan naturalisasi menunjukkan bahwa PSSI ingin Timnas Indonesia segera mendapatkan hasil cepat.

"Proses transformasi itu panjang dan melelahkan. Orang Indonesia terbiasa melihat hasil instan, kurang terbiasa untuk tekun menjalani proses," ujarnya. Menurutnya, proses naturalisasi yang dilakukan PSSI harus diiringi dengan transformasi yang serius.

"Buat saya, proses naturalisasi sejauh ini masih proporsional. Tapi, dengan catatan, proses transformasi dijalankan secara serius," sambungnya.

Di dalam proses transformasi ada bagian tentang peningkatan kualitas kompetisi domestik dan pembinaan usia muda yang semakin massif. Itu tidak boleh diabaikan. Senada dengannya, pengamat sepak bola Tommy Welly minta PSSI memaksimalkan Pekan Olahraga Nasional (PON) sebagai sumber regenerasi.

"PSSI harus mampu memanfaatkan momen itu untuk memantau pemain muda daerah sehingga regenerasi pemain timnas senior terjaga," ujar Tommy. Selain memantau bibit-bibit muda PON, dia juga minta PSSI serius membina pemain muda. Salah satu caranya dengan memperbanyak kompetisi kategori umur yang konsisten seperti Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-18, U-20, dan sebagainya. ben/G-1

Baca Juga: