Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika (NASA) akan mengumpulkan banyak data mengenai sumber daya air di Bumi termasuk di lokasi terpencil sekalipun.

Melalui satelit Permukaan Air dan Topografi Laut atau Surface Water and Ocean Topography (SWOT), NASA akan akan mengukur ketinggian hampir semua air di permukaan bumi, dari sungai besar hingga danau dan waduk hingga lautan.

Ini akan membawa dampak yang terbesar, khususnya bagi tempat-tempat terpencil seperti Alaska dan di banyak negara di mana data air permukaan jarang atau tidak ada.

Diluncurkan pada bulan ini dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg California, SWOT akan memulai debutnya di Alaska. Walau Alaska ditutupi oleh hamparan tanah beku yang luas, negara bagian Amerika Serikat (AS) ini juga memiliki banyak air cair.

Pengukuran ini akan bermanfaat bagi pengelolaan air dan lembaga kesiapsiagaan bencana, universitas, insinyur sipil, dan lainnya yang perlu melacak air di daerah setempat. Pengukuran ini menjadi penting mengingat air yang mengalir melalui sungai tersebut mempengaruhi segalanya mulai dari kesehatan dan keanekaragaman hayati spesies ikan hingga transportasi dan ketersediaan air minum.

Ahli hidrologi USGS Robert Dudley mengatakan SWOT memiliki banyak keunggulan dibandingkan teknik pengukuran sungai berbasis satelit saat ini. Altimeter seperti pada satelit seri Jason yang digunakan akan dapat mengukur bagaimana ketinggian air bervariasi di beberapa sungai besar.

Sementara citra dari satelit NASA-USGS Landsat akan mengukur bagaimana lebar sungai bervariasi. Hebatnya, SWOT akan mampu mengukur ketinggian air dan lebar sungai secara bersamaan, yang tidak dapat dilakukan tanpa melakukan kalibrasi lapangan yang sulit dan mahal.

SWOT juga akan mengukur kemiringan sungai, yang memberi para ilmuwan sarana untuk memperkirakan seberapa cepat air mengalir dari lanskap. Tak berhenti sampai di situ, SWOT juga akan mengumpulkan data yang diperlukan untuk memperkirakan arus aliran sungai setiap kali ia terbang di atas sungai.

"SWOT akan memungkinkan kita untuk melihat apa yang terjadi di Alaska secara hidrologi dengan cara yang belum pernah kita lakukan sebelumnya," kata Tamlin Pavelsky, pemimpin ilmu air tawar SWOT NASA.

Baca Juga: