NASA baru-baru ini telah meluncurkan teknologi layar berenergi surya terbarunya untuk uji coba di luar angkasa. Teknologi teranyar dari NASA yang bernama Advanced Composite Solar Sail System (ACS3) ini digadang-gadang akan membawa teknologi dan pengetahuan ke tingkat berikutnya.

Pada dasarnya, manusia terbilang cukup terobsesi dengan luar angkasa. Aspek-aspek seperti keingintahuan, eksplorasi, serta kemajuan teknologi menjadi acuan utama mengapa manusia tertarik dengan luar angkasa.

Jika melihat ke belakang, manusia sudah berhasil melakukan pengiriman pertamanya ke angkasa pada 4 Oktober 1957. Benda yang dikirim saat itu ialah satelit Sputnik 1. Sejak saat itu, manusia telah membuat inovasi yang luar biasa dalam bidang teknologi dan pengetahuan.

Namun, beberapa tantangan masih harus dihadapi dalam melakukan aktivitas yang berhubungan dengan teknologi dan pengetahuan, terutama luar angkasa.

Dengan adanya teknologi ACS3, NASA berhasil menyiasati beberapa tantangan seperti berat dan propulsi.

Manusia memerlukan bahan bakar yang banyak untuk mengirim apapun ke luar angkasa, dan membutuhkan lebih banyak lagi untuk mengarahkan ke arah yang sesuai dengan rencana.

ACS3 menawarkan solusi dengan memanfaatkan tekanan radiasi dari energi matahari untuk menggerakkan pesawat luar angkasa atau objek lainnya ke arah yang ditentukan.

Teknologi ini merupakan sistem layar surya canggih yang menggunakan bahan komposit ringan dan kompak. Sistem ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi propulsi luar angkasa dengan mengurangi berat dan volume dibandingkan dengan desain layar sebelumnya.

Melansir dari TwistedSifter (14/6), NASA telah merilis detail tentang desain ACS3. "Layar surya ini dirancang untuk muat dalam CubeSat 12-unit (12U), yang ukurannya sekitar 9 inci kali 9 inci kali 13 inci, atau sekitar microwave kecil."

Dengan bentuk unit yang tidak terlalu besar namun kuat, ACS3 memberikan terobosan yang penting dalam efisiensi peluncuran dan operasi di luar angkasa. Detail yang menjadi kemajuan utama dari teknologi ACS3 dari NASA ini adalah desain boom yang keluar dari perangkat untuk mendukung layar.

Sebelum ACS3, boom menjadi salah satu bagian terberat pada sistem, yang membuatnya kurang efisien. Boom berfungsi sebagai penopang utama untuk memastikan layar surya dan komponen lain tetap berfungsi stabil.

Keats Wilkie, penyelidik utama misi di Pusat Penelitian Langley NASA menjelaskan bahwa pesawat ruang angkasa kecil saat ini tidak cocok dengan boom yang berat dan terbuat dari logam.

"Boom layar ini berbentuk tabung dan dapat dipipihkan dan digulung seperti meteran ke dalam paket kecil sambil menawarkan semua keunggulan bahan komposit, seperti kurang melengkung dan fleksibel selama perubahan suhu," lanjut Keats Wilkie mengenai perangkat boom pada ACS3.

Jika ACS3 telah direntangkan, layar seluas 860 kaki akan menggerakkan CubeSat kecil yang berada di orbit matahari-sinkron yang berjarak sekitar 965 kilometer dari bumi.

NASA berharap uji coba ACS3 ini dapat berhasil sehingga mereka (NASA) dapat menggunakan teknologi ini untuk membangun sistem layar surya dengan energi yang lebih besar untuk menggerakkan satelit dan peralatan sensor.

Baca Juga: