Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) resmi meluncurkan satelit terbaru bernama GOES-T pada awal Maret lalu. Satelit tersebut bertujuan untuk mengamati cuaca bumi.

Satelit terbaru tersebut merupakan pengganti satelit yang telah diluncurkan empat tahun lalu. Satelit terlebih dahulu tersebut berakhir dengan penyumbatan saluran pendingin yang menghalangi kamera utama.

Satelit GOES-T mulai lepas landas di atas roket United Launch Alliance Atlas V dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral Florida pada 1 Maret lalu. Nantinya, Satelit GOES-T mampu memantau cuaca di Amerika Serikat (AS), Alaska, Hawaii, Amerika Tengah, dan Samudra Pasifik.

Satelit GOES-T memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan mengirimkan data tentang fenomena cuaca. Adapun fenomena cuaca yang dimaksud, seperti badai pasifik, tanah longsor, banjir, dan kebakaran hutan.

Satelit GOES-T ini merupakan pesawat ruang angkasa Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) senilai US$11,7 miliar terbaru dari empat satelit Satelit Lingkungan Operasional Geostasioner (GOES)-R. Satelit sedang menuju ke orbit geostasioner, sekitar 22.300 mil (35.900 km) di atas orbit khatulistiwa.

Satelit tersebut akan melakukan berbagai pekerjaan dari posisi ini. Adapun tugasnya, seperti membantu para ilmuwan memantau sistem cuaca dan bahaya alam di bentangan luas Belahan Bumi Barat.

Nantinya, GOES-T akan berganti nama menjadi GOES-18 setelah mencapai orbit geostasioner. Setelah itu, satelit tersebut akan memulai periode berjalan yang panjang.

"Awalnya akan ditempatkan di 89,5 bujur (degrees) West, yaitu untuk Amerika Serikat bagian tengah, tempat pengujian pasca-peluncuran akan dimulai. Tes ini akan berlanjut selama dua bulan," kata Ilmuwan Program GOES-R NOAA, Dan Lindsay, pada akhir Februari lalu.

"Kemudian, pada bulan Mei, itu (satelit) akan melayang ke lokasi barat sekitar 137 degrees, yaitu di atas Pasifik Timur, kemudian pada awal 2023, rencana saat ini GOES-18 menggantikan GOES-17," lanjutnya.

GOES-17 yang diluncurkan pada 2018 lalu, mengalami masalah pendinginan pada perangkat Advanced Basic Imaging (ABI). Nantinya, ketika GOES-18 beroperasi penuh, GOES-17 akan ditempatkan di penyimpanan orbit, dan pesawat ruang angkasa baru akan menggantikannya sebagai satelit GOES West.

Pejabat NOAA menungkapkan, akan bekerja sama dengan GOES East untuk mempelajari setengah dari planet ini, mulai dari Selandia Baru hingga pantai barat Afrika. Aplikasi darat GOES-T akan mencakup pencarian jejak badai di Samudra Pasifik dan kebakaran hutan di Amerika Serikat bagian barat, termasuk Alaska dan Hawaii.

"Itu juga mampu memeriksa asap. Ini sangat penting, karena seperti yang kita semua tahu, kita mengalami musim kebakaran yang sangat aktif dalam beberapa tahun terakhir, terutama di Amerika Serikat bagian barat," ujar Lindsay.

"Peramal cuaca dan manajer darurat dapat menggunakan data ini, untuk mendeteksi titik panas dan kemudian memperingatkan petugas pemadam kebakaran dan masyarakat tentang di mana api itu dan juga ke mana arah asap. Sangat penting untuk melacak asap dan melacaknya dalam hal kualitas udara dan potensi risiko lainnya," tambahnya.

Baca Juga: