JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, menyebut manusia bisa mendisrupsi teknologi dengan memanfaatkan teknologi untuk mendukung akselerasi pendidikan.

"Bukan berarti kita tidak bisa berbuat apa-apa, karena sebenarnya kita bisa mendisrupsi teknologi," ujar Nadiem, dalam Konferensi Pendidikan Akademi Edukator 2022, di Jakarta, Minggu (14/8).

Dia menerangkan teknologi digital sudah mendisrupsi kehidupan manusia. Pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari sudah berubah dengan adanya internet, gadget, dan media sosial.

Untuk mencegah dampak buruk dari fenomena tersebut, pihaknya menghadirkan gerakan Merdeka Belajar. Berbagai platform digital di antaranya Kedaireka, Merdeka Mengajar, dan Indonesiana.tv dihadirkan untuk memaksimalkan teknologi dalam pendidikan. "Kami menyadari besarnya peran media digital hari ini," jelasnya.

Nadiem menekankan, media sosial digencarkan untuk kampanye Profil Pelajar Pancasila. Tujuannya agar generasi muda memiliki rasa nasionalisme. "Kami yakin cara ini membantu generasi muda memahami nilai pancasila dan mengimplementasikannya dalam bentuk karya," tandasnya.

Konten Edukasi
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, mengatakan, pesatnya teknogi digital mampu menghadirkan berbagai konten edukasi hingga ke pelosok daerah. Menurutnya, para penggiat ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) menaruh harapan besar kepada konten kreator.

"Kami sadar komunikasi jadi kunci dalam pemanfaatan riset yang lebih luas," katanya.

Dia menjelaskan, pihaknya terus berupaya menghadirkan riset dan inovasi ke tengah masyarakat dengan melibatkan edukreator. Kehadiran konten kreator menjadi energi positif untuk menyuguhkan literasi ilmu pengetahuan yang lebih berkualitas melalui kanal-kanal digital.

Dia mengungkapkan, pihaknya memiliki program aktivisi pengetahuan lokal. Program tersebut mendorong BRIN membeli secara lepas berbagai konten terkait Iptek dan membuatnya jadi domain publik.

Baca Juga: