Dominasi Rafael Nadal belum tergoyahkan setelah menjuarai AS Terbuka. Gelar ini menjadi gelar Gelar Grand Slam ke-16 sepanjang kariernya, sekaligus gelar ketiganya di AS Terbuka.

NEW YORK - Rafael Nadal menaklukkan Kevin Anderson dengan skor 6-3, 6-3, 6-4 untuk menjuarai AS Terbuka pada Senin (11/9) dini hari WIB, membuat petenis Spanyol ini meraih gelar Grand Slam keduanya tahun ini dan gelar Grand Slam ke- 16 sepanjang kariernya. Gelar ini merupakan yang ketiga kalinya di AS Terbuka setelah 2010 dan 2013.

Ketika tenis putri menghasilkan dua juara baru Grand Slam tahun ini, barisan petenis senior terus mempertahankan dominasinya di kategori putra, di mana Nadal dan rival utamanya Roger Federer menyapu bersih turnamen-turnamen utama dengan masing-masing mengantungi dua gelar.

Ini menandai final AS Terbuka keempat dan gelar ketiga untuk Nadal, namun yang pertama kalinya tanpa Novak Djokovic di sisi lain lapangan. "Secara pribadi, apa yang terjadi tahun ini sungguh sangat tidak bisa dipercaya setelah bertahun-tahun dengan masalah, cedera, sejumlah momen bermain yang tidak bagus," kata Nadal (31) kepada para penonton.

"Sejak ajang penting pertama tahun ini di Australia, saya telah memainkan, menurut saya, level tenis yang sangat tinggi dan menutup tahun Grand Slam dengan kemenangan di sini, di New York."

Petenis peringkat satu dunia ini seperti biasa tampil brilian, terus menekan lawannya yang berasal dari Afrika Selatan dan mencegahnya mendapatkan satu break point pun.

Bagi Anderson (31), terobosan di Grand Slam gagal terwujud, serve kerasnya tidak memiliki dampak terhadap Nadal yang tampil nyaris sempurna di depan penonton yang memadati Stadion Arthur Ashe. Nadal hanya mencatatkan 11 unforced error pada final utama ke-23nya.

"Kami memiliki usia yang sama, namun saya merasa telah menyaksikan Anda sepanjang hidup saya. Anda merupakan idola saya," kata Anderson, memuji lawannya. "Anda merupakan salah satu duta terhebat olahraga kami."

Pengalaman Grand Slam tentu menguntungkan Nadal, namun Anderson tidak memperlihatkan tanda-tanda gugup di panggung terbesar pada penampilan perdananya di final turnamen utama.

Petenis peringkat 23 dunia itu terus berjuang sampai akhir, namun dengan dominasi Nadal di seluruh area lapangan, tidak ada kelemahan yang dapat dieksploitasi. Pada akhirnya, ia dan para penonton hanya dapat melihat Nadal mengarahkan tinjunya ke langit untuk merayakan kemenangan, satu jari terangkat untuk memberi tanda statusnya sebagai petenis nomor satu di New York dan di dunia.

Anderson memberi penghormatan kepada ayahnya, yang membangun lapangan tenis di bagian belakang rumah keluarganya di Johannesburg di mana sang pemain tumbuh. "Saya akan terus berjuang seperti yang selalu Anda katakan kepada saya, dan saya akan kembali," kata Anderson.

Dua Gelar Hingis

Sementara itu, pasangan petenis Swiss Martina Hingis dan Chan Jung Yan asal Taiwan memenangi gelar kategori ganda putri AS Terbuka pada Senin WIB, ketika mereka menundukkan pasangan Ceko Lucie Hradecka dan Katerina Siniakova dengan skor 6-3, 6-2.

Ini merupakan gelar Grand Slam pertama bagi Chan, namun yang kedua dalam dua hari bagi Hingis, yang memenangi gelar ganda campuran bersama petenis Britania Jamie Murray pada Sabtu. Kemenangan ini membawa Hingis total mengoleksi 25 gelar Grand Slam, termasuk lima gelar tunggal, 13 gelar ganda putri, dan tujuh ganda campuran.

"Dua (gelar) dalam dua hari; saya adalah Michael Jordan bernomor punggung 23 ketika saya memulai di sini dan sekarang angka 25 bahkan terdengar lebih manis," kata Hingis, yang bermain di final tunggal putri AS Terbuka di lapangan Stadion Arthur Ashe yang sama 20 tahun silam, dengan menaklukkan Venus Williams.

Hingis dan Chan melaju ke pertandingan puncak tanpa kehilangan satu set pun dan di final mereka tidak menghadapi break point saat menundukkan Hradecka dan Siniakova. Rtr/S-2

Baca Juga: