Myanmar diam-diam membangun pangkalan di sebuah kepulauan strategis di Teluk Benggala. Diduga pangkalan ini akan dijadikan sebagai basis mata-mata.

LONDON - Citra satelit terbaru menunjukkan adanya pembangunan baru di kepulauan Myanmar yang dekat dengan pulau-pulau strategis India. Laporan itu meningkatkan kekhawatiran tentang niat geopolitik Tiongkok di kawasan itu, kata sebuah wadah pemikir asal Inggris.

Dugaan itu termuat dalam sebuah laporan berjudulIs Myanmar building a spy base on Great Coco Island?yang dirilis institut kebijakan independen Chatham House berdasarkan analisis sejumlah citra satelit Kepulauan Coco di Teluk Benggala yang diambil pada Januari tahun ini tetapi baru-baru ini dirilis oleh perusahaan teknologi luar angkasa Amerika Serikat (AS), Maxar Technologies.

Kepulauan ini terdiri dari dua pulau utama yaitu Great Coco dan Little Coco, dan sejumlah pulau kecil termasuk Pulau Jerry yang terletak di ujung selatan Great Coco. Kepulauan itu berada sekitar 55 kilometer di utara Kepulauan Andaman dan Nikobar yang strategis di mana India menempatkan beberapa fasilitas militer utamanya.

"Citra satelit tersebut menunjukkan adanya peningkatan aktivitas konstruksi baru di Great Coco," kata Chatham House dalam sebuah laporan baru .

Perubahan yang paling terlihat adalah perpanjangan landasan pacu bandara yang sepuluh tahun lalu hanya sepanjang 1.300 meter menjadi 2.300 meter. Analis mengatakan landasan itu juga diperlebar dan dua hanggar baru ditambahkan.

"Lebar hanggar tampaknya mendekati 40 meter. Dimensi itu memungkinkan untuk menampung pesawat berperforma tinggi," ungkap Chatham House.

Penulis laporan ini juga menemukan beberapa bangunan baru di sebelah utara landasan seperti stasiun radar dan dermaga besar.

Di bagian selatan pulau, jalan lintas dapat dilihat sedang dibangun, menghubungkan ujung Great Coco ke Pulau Jerry. Beberapa pembukaan lahan terlihat pada yang terakhir, yang menurut Chatham House mengindikasikan akan adanya perluasan fasilitas di Great Coco di masa depan.

Keterlibatan Tiongkok

Analisis Chatham House terhadap citra Maxar tidak mengungkapkan adanya kehadiran militer asing di Kepulauan Coco, bertentangan dengan rumor bahwa Tiongkok telah memasang stasiun intelijen di kepulauan ini pada awal '90-an.

Namun gambar terbaru mengungkapkan bahwa Myanmar mungkin akan segera berniat untuk melakukan operasi pengawasan maritim dari Great Coco Island.

"Semakin banyak bukti menunjukkan kudeta militer Myanmar telah meningkatkan pengaruh Beijing di negara itu," kata laporan itu, merujuk pada proyek investasi besar Tiongkok di Myanmar yang mengarah pada peningkatan pengaruh Beijing atas militer di Myanmar.

"Dengan perkembangan Pulau Coco, India akan segera menghadapi pangkalan udara baru yang dekat di negara yang semakin terikat dengan Beijing," kata para analis.

"Militerisasi Kepulauan Coco oleh militer Myanmar, dikombinasikan dengan perkembangan pengaruh Tiongkok yang semakin luas, dapat menimbulkan tantangan keamanan yang signifikan bagi India dan angkatan lautnya," ungkap Chatham House.

Kepulauan Coco sendiri berjarak 1.200 kilometer dari Selat Malaka, yang dilalui sekitar 40 persen arus perdagangan global. Tiongkok telah lama tertarik untuk mengamankan akses ke jalur perdagangan penting ini.

Pada tahun 2018, Tiongkok dan Myanmar telah menandatangani nota kesepahaman tentang pembentukan apa yang disebut Koridor Ekonomi Tiongkok-Myanmar, bagian dari Inisiatif Jalur Sutra Baru (Belt and Road Initiative/BRI), di mana Tiongkok akan membantu Myanmar mengembangkan proyek infrastruktur besar termasuk jalan raya, rel kereta api, dan pelabuhan laut.

Ada kekhawatiran hal itu akan meningkatkan ketergantungan ekonomi Myanmar pada Tiongkok, memberikan pengaruh geopolitik yang signifikan bagi Beijing.RFA/I-1

Baca Juga: