Orang Franka (Frank) adalah sebutan bagi sekelompok suku dari rumpun Jermanik. Kaum ini pertama kali disebutkan oleh sumber Romawi kontemporer pada 289 Masehi dan sering disebut sebagai orang barbar.

Orang Franka (Frank) adalah sebutan bagi sekelompok suku dari rumpun Jermanik. Kaum ini pertama kali disebutkan oleh sumber Romawi kontemporer pada 289 Masehi dan sering disebut sebagai orang barbar.

Meskipun kaum Franka kemungkinan besar telah berperang melawan Romawi selama beberapa dekade sebelumnya. Nama mereka tertera dalam sebuah lagu marching Romawi yang berasal dari 260-an merujuk pada kematian ribuan orang Franka.

Sementara bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang-orang Franka menyerang Galia Romawi pada awal 250-an. Pada akhir abad ke-3, kaum Franka telah melancarkan banyak serangan terhadap wilayah Romawi baik melalui darat maupun laut. Bajak laut Franka tercatat pernah berlayar ke Mediterania dan menyerbu hingga ke Afrika utara.

Serangan-serangan ini menuntut perhatian kaisar Romawi, yang melancarkan beberapa kampanye yang berhasil melawan kaum Franka. Pada 289, Raja Franka, Gennobaudes, tercatat telah menyerah kepada Kaisar Romawi Maximianus (memerintah 286-305).

Pada 307, suku Franka dari Bructeri dikalahkan oleh Konstantinus I (memerintah 306-337) yang melemparkan dua pemimpin Bructeri ke binatang buas di arena di Trier. Bangsa Romawi yang menang menangkap banyak kaum Frank selama kampanye ini dibandingkan mengeksekusi.

Mereka ditempatkan beberapa tahanan Franka di tanah Romawi sebagailaeti. Ini berarti bahwa mereka diberikan tanah di wilayah Kekaisaran Romawi sebagai imbalan atas dinas tenaga mereka dalam militer.

Pada pertengahan abad ke-4, seluruh suku Franka menetap di tanah Romawi berdasarkan perjanjian foederati serupa. Kaum Franka Salian, misalnya, menetap di Belgic Gaul pada tahun 358, sedangkan kaum Franka Ripuarian menetap di Sungai Rhine di sekitar Kota Koln.

Suku-suku ini, yang dulunya merupakan musuh Roma, kini memperkuat tentara Romawi dengan pasukan mereka sendiri dan mempertahankan perbatasan kekaisaran dari serangan barbar. Hubungan ini memungkinkan kaum Franka tertentu menjadi makmur dalam struktur kekuasaan Romawi.

Memang benar, meski banyak kaum Franka yang bersekutu dengan Roma, beberapa masih termasuk di antara musuh kekaisaran, seperti Sunno dan Marcomer, pemimpin kaum Franka yang menyerang Galia pada 388. Galia adalah kawasan Eropa Barat yang saat ini adalah negara Italia bagian utara, Prancis, Belgia, Swiss bagian barat, serta bagian wilayah Belanda dan Jerman di barat Sungai Rhein.

Namun kematian jenderal Romawi Flavius Aetius pada 454 menandai disintegrasi otoritas Romawi di Galia, yang memungkinkan kelompok Franka seperti Salian naik ke tampuk kekuasaan. Dengan menawarkan perlindungan dan pekerjaan kepada penduduk lokal Gallo-Romawi, hal-hal yang tidak lagi dapat dijamin oleh Roma, Salian mampu memperkuat kekuatan mereka di timur laut Gaul.

Di bawah pemerintahan Childeric I (memerintah 458-481), raja pertama Dinasti Merovingian, Salian menjadikan diri mereka sebagai kerajaan kecil Franka terkuat yang tersebar di seluruh Galia. Pada saat Childeric meninggal pada 481, landasan telah ditetapkan bagi putra dan penerusnya, Clovis I, untuk menaklukkan Galia dan menyatukan seluruh kaum Franka di bawah pemerintahannya. hay/I-1

Baca Juga: