Harga buah durian dijual berkisar 20 ribu sampai 80 ribu/buah.

LEBAK - Musim panen durian di kawasan permukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mampu menggerakkan ekonomi warga setempat. Ini mulai petani, pemetik buah, tengkulak, pedagang pengecer, buruh panggul, hingga sopir.

"Kami bersyukur, musim durian bisa menaikkan pendapatan," kata Asep(40) seorang pedagang pengecer di Badui, Kampung Kaduketug, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Rabu.

Masyarakat Badui sejak awal September 2022 hingga kini sedang menikmati masa-masa panen durian yang selama ini menjadi tumpuan untuk membangkitkan ekonomi keluarga.

Hampir semua rumah warga Badui di Kampung Kaduketug dan Ciboleger sebagai terminal para wisatawan yang hendak menuju kawasan Badui dipadati pedagang pengecer durian. Para pedagang durian juga ramai di sepanjang jalan Rangkasbitung menuju wisata budaya adat Badui itu.

Harga buah durian itu dijual berkisar 20 ribu sampai 80 ribu/buah. "Kami merasa kewalahan melayani permintaan durian, terutama akhir pekan. Sebab banyak wisatawan yang mengkonsumsi durian di sini," katanya.

Menurut Asep, dirinya setiap akhir pekan bisa meraup keuntungan antara satu juta sampai 1, 5 juta, namun hari-hari biasanya 500 ribu.

Dia berjualan durian yang dipasok oleh petani langsung. Dia baru bayar setelah habis terjual. "Setiap musim durian bisa bantu ekonomi keluarga," katanya.

500 Buah

Begitu juga Nadi (35) pedagang pengecer durian yang juga warga Badui. Dia mengaku sudah berjualan durian selama sepekan. Nadi berjualan durian di Alun-alun Rangkasbitung dan bisa meraup keuntungan sekitar 500 ribu/hari.

Durian yang dijual itu dipasok oleh penampung dan bisa menjual sebanyak 500 buah. Buah durian Badui memiliki khas keunggulan di antaranya rasanya manis, berwarna kuning, beraroma wangi, dan buahnya tebal.

"Para pembeli durian mulai ASN hingga warga biasa, " katanya. Nisa (25) seorang penikmat durian Badui, mengaku bersama keluarga setiap musim mengonsumsi durian Badui. Menurutnya, kualitas durian Badui cukup bagus dan harganya terjangkau.

Menurut dia, mengonsumsi durian itu lebih nikmat ramai-ramai bersama keluarga. "Kami membeli durian di pedagang pengecer 300 ribu," kata Nisa warga Rangkasbitung.

Sementara itu, Ujang (45), seorang wisatawan dari Karawang, mengaku dirinya membeli durian langsung ke permukiman Badui karena harganya lebih murah.

Selama ini, kata dia, dirinya dan keluarganya merasa nikmat mengonsumsi durian Badui, sehingga akhir pekan mengunjungi permukiman Badui.

"Kami membeli durian untuk oleh-oleh 1,5 juta dan mendapat cukup banyak," katanya. Berdasarkan pantauan, durian Badui juga dipasarkan oleh tengkulak atau penampung ke berbagai daerah di Provinsi Banten, DKI Jakarta, hingga Jawa Barat menggunakan truk.

Diperkirakan perputaran uang di Badui pada musim panen durian mencapai ratusan juta rupiah/hari.

Biasanya, panen durian Badui bisa berlangsung tiga bulan. "Kami mengembangkan buah durian, karena bisa menjadi andalan pendapatan ekonomi keluarga," kata Pulung, seorang petani Badui lainnya. Ant/wid/G-1

Baca Juga: