Keberhasilan Pemerintah dalam mempersiapkan arus mudik dan arus balik Lebaran tahun 2017 tidak lepas dari dukungan semua pihak terkait, termasuk tim Badan SAR nasional atau Basarnas yang melakukan pemantauan dengan helikopter untuk melhat kondisi di lapangan dan menginformasiikan jika terjadi kemacetan parah ke pihak yang berwenang.

Atau mencari solusi atas suatu peristiwa saat proses mudik dan arus balik. Secara umum, sinergis berbagai pihak itu diapresiasi masyarakat karena memang mudik dan arus balik Lebaran tahun ini lebih baik dari tahun -tahun sebelumnya.

Namun di tengah evalusi yang positif atas proses mudik dan arus balik itu, kita dikejutkan dengan musibah jatuhnya helikopter Basarnas Jawa Tengah di Desa Canggal, Candiroto, Kabupaten Temanggung, Jateng. Delapan penumpang yang terdiri atas empat anggota Basarnas dan empat kru helikopter, semuanya tewas.

Padahal helikopter jenis jenis Dauphin baru saja memantau situasi arus balik di daerah Gringsing, Bangumas, Jawa Tengah. Pada Minggu siang (2/7) kebetulan terjadi letusan di Kawah Sileri, kawasan Pegunungan Dieng, Jawa Tengah. Dalam peristiwa letusan yang tersebut dikabarkan ada 17 pengunjung atau wisatawan yang terkena dampak letusan. Karena itu, helikopter Basarnas ini diarahkan ke Banjarnegara untuk ikut membantu evakuasi. Namun sayang, dalam perjalanan, kemungkinan cuaca buruk, helikopter menambrak tebing, dan jatuh.

Dalam ruang ini, kita ingin menyatakan duka mendalam dan keprihatinan atas musibah ini, apalagi semua korban tewas sedang menjalankan tugas untuk menolong korban letusan Kawah Sileri, Dieng.

Kita perlu menyebutkan ke delapan korban tewas yang ikut dalam pesawat nahas tersebut, yakni empat orang awak pesawat dari angkatan laut, yakni Kapten Laut (P) Haryanto, Kapten Laut (P) II Solihin, Serka MPU Hari Harsono, dan Peltu LPU Budi Santoso. Mereka patut mendapat penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan pengabdian yang luar biasa. Juga kepada keluarga korban yang ditinggalkan, terutama anak dan isteri.

Untuk penanganan pascamusibah, kita serahkan kepada Basarnas yang memang bergerak cepat untuk melakukan investigasi atas penyebab jatuhnya helikpter tersebut. Tim Basarnas dikabarkan sudah bergerak menuju Temanggung untuk melakukan investigasi.

Mengingat kotak hitam atau black box helikopter sudah ditemukan, kita berharap investigasi dan penyelidikan mendalam atas penyebab musibah bisa segara didapat dan diumumkan ke publik. Paling tidak ini menjadi pelajaran berharga bukan saja bagi Tim Basarnas, tetapi juga bagi masyarakat umum.

Dari musibah jatuhnya helikopter Basarnas ini sesungguhnya banyak pelajaran berharga yang bisa kita petik dan kemudian kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Mislanya, bagaimana tugas Tim SAR sesungguhnya sangat berat dan kerap berhadapan dengan rintangan dan medan yang berbahaya.

Tetapi, karena panggilan jiwa dan tugas kemanusiaan, mereka melakukannya dengan sepenuh hati. Jiwa-jiwa penolong dan mengutamakan kepentingan kemanusiaan inilah yang perlu terus digaungkan kepada masyarakat.

Di sisi lain, karena kerap berhadapan dengan medan yang berat, apakah cuaca atau kendala alam lainnya, maka kesiapan akan sarana dan prasarana Tim SAR juga harus sanat prima. Semuanya untuk menunjang kelancaran tugas kemanusian tersebut.

Di samping itu, koordinasi antarintansi atau pihak yang snagat terkiat tak kalah penting. Contoh kecil bagaimana informasi cuaca yang akurat bisa disampaikan kepada Tim SAR yang tengah menjalankan tugas dengan helikopter , pesawat, kapal dan sebagainya.

Melihat kembali peristiwa jatuhnya helikopter pada Minggu sore lalu, kita berharap pemerintah mengalokasikan anggaran yang cukup bahkan bisa lebih untuk memperbarui semua peralatan milik Basarnas, agar Basarnas dapat menjalankan tugasnya lebih baik lagi.

Baca Juga: