JAKARTA- PT Mulia Boga Raya Tbk. (KEJU), salah satu produsen processed cheese terbesar di Indonesia dengan merek utama PROCHIZ menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST tahun buku 2023 pada Rabu (25/4).

Dalam RUPST tersebut, pemegang saham menyetujui sejumlah agenda di antaranya pembagian dividen, pembelian kembali atas saham perseroan yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau buyback dan pengangkatan direksi baru.

Dalam keterangan tertulis Direktur dan Sekretaris Perusahaan, Peter Wiradjaja menyebutkan dividen yang disetujui untuk dibagikan sebesar 53 rupiah per saham atau totalnya mencapai 79,5 miliar rupiah, sekitar 99 persen dari laba tahun buku 2023. Dividen akan dibagikan secara tunai kepada seluruh pemegang saham pada tanggal 17 Mei 2024 sesuai daftar pemegang saham per tanggal 7 Mei 2024.

Sedangkan, untuk aksi buyback, KEJU akan mengalokasi dana sebesar 7,5 miliar rupiah termasuk biaya perantara pedagang efek dan biaya lainnya sehubungan dengan pembelian kembali saham perseroan. Perkiraan jumlah lembar saham yang akan dibeli kembali adalah sebesar sekitar 0,43 persen atau sekitar 6.421.674 lembar saham dari total lembar saham yang telah dikeluarkan oleh perseroan.

"Pembelian kembali saham perseroan tersebut akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 12 bulan sejak disetujui pembelian kembali saham perseroan oleh RUPST ini," kata Peter.

Dia mengatakan pertimbangan utama melakukan pembelian kembali saham perseroan adalah agar perseroan dapat memiliki fleksibilitas yang memungkinkan perseroan memiliki mekanisme untuk menjaga stabilitas harga saham perseroan jika harga saham perseroan tidak mencerminkan nilai atau kinerja perseroan.

Selanjutnya, melalui RUPST Tahun Buku 2023 tersebut, KEJU juga menyetujui pemberhentian dengan hormat Paulus Tedjosutikno selaku Direktur Utama Perseroan, Johannes Setiadharma selaku Direktur Perseroan, Hartono Atmadja selaku Komisaris Utama Perseroan dan Robert Chandrakelana Adjie selaku Komisaris Perseroan.

RUPST juga menyetujui pengangkatan kembali Peter Wiradjaja selaku Direktur Perseroan, sehingga susunan dewan direksi dan komisaris terdiri dari Indrasena Patmawidjaja selaku Direktur Utama, Peter Wiradjaja, Jeffry Halim dan Ari Sutanto sebagai direktur. Sedangkan Komisaris Utama dijabat oleh Hardianto Atmadja, lalu Paulus Tedjosutikno, Atiff Ibrahim Gill, E Maurits Klavert sebagai komisaris, dan untuk komisaris independen dijabat oleh Herbudianto dan Maurits D.R Lalisang.

Lini Produksi

Pada tahun 2007, Perseroan untuk pertama kalinya menyiapkan lahan di Cikarang untuk mendirikan sebuah pabrik yang mulai beroperasi penuh pada 2008. Mengawali rekam jejak perkembangan bisnisnya, pada 2009, Perseroan ditunjuk sebagai toll manufacturer untuk memproduksi produk-produk unggulan PT Fonterra Brands Indonesia, antara lain keju olahan dengan merek Anchor.

Dalam kurun waktu satu tahun (2009-2010), Perseroan berhasil melakukan beberapa peningkatan mutu pabrik seperti fasilitas, layout, SOP, serta peralatan hingga berhasil memperoleh sertifikasi ISO 22000:2005, GMP (Good Manufacturing Practice), dan HACCP (Hazard Analysis Critical Control Process). Selain itu, Perseroan juga mendapatkan sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Prestasi-prestasi ini mencerminkan upaya Perseroan dalam menyempurnakan kualitas produksinya.

Selanjutnya pada 2010, Perseroan mulai memproduksi keju cheddar olahan dengan merek sendiri yaitu Prochiz yang dipasarkan dalam kemasan 2 kg dan 180 gram. Produk keju Prochiz berhasil mendapat respons positif dari pasar, hal itulah yang mendorong Perseroan untuk melakukan penambahan fasilitas pabrik pada 2011.

Sejak 2015, Perseroan terus menambah lini produksi pabriknya hingga mencapai 7 lini produksi per 31 Desember 2021. Peningkatan dan perbaikan fasilitas produksi senantiasa menjadi prioritas utama bagi Perseroan agar kesinambungan usaha di masa depan tetap terjaga.

Salah satu upaya Perseroan dalam menjaga kualitas dan standar mutu tinggi seluruh produknya adalah dengan mendapatkan sertifikasi Food Safety System Certification (FSSC 22000) di tahun 2018. Sertifikasi ini adalah sertifikasi tertinggi mengenai Sistem Manajemen Keamanan Pangan berdasarkan standar ISO, diakui secara internasional yang merupakan kombinasi dari standar ISO 22000, dan ISO/TS 22002-1:2009 (atau setara PAS 220), dikhususkan pada sektor bisnis makanan.

Baca Juga: