KUALA LUMPUR - Seorang pejabat Malaysia pada Sabtu (4/9) mengatakan bahwa mantan Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin, terpilih untuk mengepalai dewan pemulihan Covid-19 nasional.

Terpilihnya Muhyiddin terjadi selang beberapa pekan setelah ia dicopot dari jabatannya setelah terjadi peningkatan ketidakpuasan rakyat pada pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19.

"Kabinet pada Rabu (1/9) telah menyetujui penunjukan tingkat menteri bagi Muhyiddin berdasarkan kepercayaan padanya untuk memimpin strategi pemulihan demi mencapai dampak ekonomi terbaik dan memulihkan kehidupan rakyat Malaysia yang terkena dampak pandemi," ucap ketua menteri pemerintah, Mohamad Zuki Ali, dalam sebuah pernyataan.

"Penunjukan (Muhyiddin) tersebut telah disampaikan kepada Yang di-Pertuan Agong," imbuh Mohamad Zuki.

Mohamad Zuki pun menambahkan bahwa pengalaman mantan PM yang telah memerintah selama 17 bulan, diharapkan bisa membantu dalam memimpin strategi pemulihan nasional.

Muhyiddin mengundurkan diri sebagai perdana menteri kedelapan Malaysia pada 21 Agustus setelah beberapa sekutu koalisi menarik dukungan mereka untuknya, mengakhiri mayoritas tipis di parlemennya.

Muhyiddin naik ke tampuk kekuasaan pada Maret tahun lalu, pada saat terjadi lonjakan pandemi di Malaysia.

Mundurnya Muhyiddin menjadikannya sebagai perdana menteri dengan masa jabatan terpendek sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957.

Strategi Pembatasan

Meski pada awalnya berhasil membatasi penyebaran Covid-19 dengan strategi menerapkan pembatasan yang amat ketat, namun konsekuensinya Muhyiddin harus menghadapi kemarahan publik yang meningkat atas ketidakmampuan pemerintahannya untuk menahan wabah varian Covid-19.

Sejak awal pandemi, Malaysia telah mencatatkan ada lebih dari 1,8 juta kasus infeksi, dan saat ini ada sekitar 20.000 kasus baru dan lebih dari 17.500 kematian akibat Covid-19 per harinya.

Jatuhnya Muhyiddin membuat Ismail Sabri Yaakob, seorang pemimpin senior di Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang jadi koalisi Muhyiddin, mengambil alih pucuk kepemimpinan di Negeri Jiran.

Berkat dukungan dari Muhyiddin dan sekutu-sekutunya, PM Ismail Sabri kemudian merombak kabinet, namun mempertahankan banyak sekutu mantan perdana menteri dalam jajaran kabinet yang dibentuknya. AFP/CNA/I-1

Baca Juga: