JAKARTA - Walaupun hanya berusia 9 tahun, Indonesia sempat menjalani sistem demokrasi pemerintahan parlementer. Kabinet saat itu dipimpin oleh seorang perdana menteri. Presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara.

Lembaga Seni Budaya (LSB) PP Muhammadiyah akan mengangkat ke layar lebar sosok pahlawan nasional, salah satu dari 11 perdana menteri yang menjabat sekaligus perdana menteri terakhir, Djuanda Kartawidjaja atau dikenal dengan Ir H Djuanda.

Melalui film berjudul "Ir H Djuanda Pemersatu Laut Indonesia", masyarakat diajak mengenal lebih dekat kader Muhammadiyah tersebut. Catatan terbesar jasanya bagi Indonesia adalah Deklarasi Djuanda, sebuah konsepsi kesatuan perwilayahan nasional bukan hanya satu kesatuan antara darat dan laut, tapi juga mencakup satu kesatuan dengan wilayah udara di atasnya dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia.

Produksi film besutan sutradara Ery Isnanto dan produser Andhika Prabhangkara saat jumpa pers di Yogyakarta, Senin (7/8), menggunakan teknologi semi-hybrid dan unreal engine yang biasa dipakai industri film Hollywood.

Sementara itu, Ketua LSB PP Muhammadiyah Gunawan Budyanto mengatakan film ini ingin menunjukkan kepada generasi muda bahwa menjadi pahlawan tidak berarti harus mengangkat senjata atau yang bersifat konfrontatif.

"Terutama adalah dia itu seolah-olah menjadi jembatan lautan yang bersautan mempersatukan khasanah laut di Indonesia yang merupakan negara archipelago menjadi sebuah nuansa yang membuat kita semua bangga," kata Gunawan Budyanto seperti dikutip Antara TV.

Film tersebut mulai diproduksi pada November mendatang dan ditargetkan dalam setahun ke depan sudah dapat disaksikan melalui bioskop-bioskop di seluruh Indonesia dengan sistem jemput bola hingga ke pelosok daerah.

Baca Juga: