Setelah Bayern Muenchen memutuskan untuk tak melanjutkan kesepakatan dengan Thomas Tuchel yang berakhir pada Juni lalu, kursi kepelatihan FC Hollywood yang kosong tentu menjadi barang panas yang menyeret nama-nama pelatih papan atas dunia.
MUENCHEN - Setelah Bayern Muenchen memutuskan untuk tak melanjutkan kesepakatan dengan Thomas Tuchel yang berakhir pada Juni lalu, kursi kepelatihan FC Hollywood yang kosong tentu menjadi barang panas yang menyeret nama-nama pelatih papan atas dunia.
Di antara nama-nama daftar pelatih, Xabi Alonso menjadi target teratas manajemen Bayern Muenchen untuk menjadi arsitek bagi Harry Kane dan kawan-kawan.
Terlepas dari Xabi yang juga merupakan mantan pemain Bayern Muenchen, namun pelatih berusia 42 tahun tersebut mempunyai portofolio yang mentereng usai membawa Bayer Leverkusen menjuarai Liga Jerman dengan rekor tak terkalahkan di musim lalu.
Selain itu raihan trofi yang dipersembahkan Xabi untuk Die Werkself kala itu yakni trofi Piala Liga Jerman. Catatan-catatan tersebut membuat manajemen Bayern kesengsem memboyong Xabi menuju Allianz Arena, markas Bayern.
Xabi dengan tegas memutuskan untuk tak berpaling dari Bayer Leverkusen pada musim 2024/2025, meski telah menerima tawaran melatih klub papan atas seperti Bayern Muenchen maupun Liverpool.
The Bavarians akhirnya menunjuk pelatih Burnley, Vincent Kompany untuk menjadi juru taktik mengisi kursi kepelatihan yang kosong.
Berbanding terbalik dengan Xabi maupun kebijakan penunjukan pelatih sebelumnya, Kompany selama musim 2023/2024 tak mempunyai catatan yang terlalu mentereng.
Bahkan mantan pelatih Anderlecht tersebut harus puas mengakhiri musim tanpa bisa menyelamatkan Burnley yang terdegradasi menuju divisi kasta kedua Inggris.
Kompany kini mulai menunjukkan kapabilitasnya mampu mengemban jabatan pelatih di klub besar seperti Bayern Muenchen. Hal tersebut tak dapat dilepaskan dari hasil yang diraih oleh FC Bavarians selama empat pekan terakhir di Liga Jerman yang menyapu bersih empat kemenangan dan kini berada di puncak klasemen sementara.
Tapi ujian sesungguhnya bagi Kompany kini datang pada pekan kelima kala Bayern Muenchen akan bersua menghadapi Bayer Leverkusen asuhan Xabi Alonso pada lanjutan pekan kelima Liga Jerman yang berlangsung di Allianz Arena, Muenchen, Sabtu pukul 23.30 WIB.
Ujian Vincent Kompany
Kedatangan Kompany ke Bayern Muenchen seperti menghadapi ruang ganti yang pecah pasca ditinggalkan oleh Thomas Tuchel. Kompany, yang juga pernah berada sebagai pemain di tim dengan tekanan besar saat membela Manchester City, paham apa yang harus dilakukan untuk meredam ego dari pemain bintang.
Performa tersebut dibuktikan Kompany yang mengatasi problem Muenchen musim lalu yang kerap seret gol ketika penyerang Harry Kane di Bawah performa.
Hasilnya dari enam pertandingan di seluruh kompetisi, Bayern Muenchen tercatat telah menciptakan total 29 gol dan menjadi catatan gol terbanyak sepanjang sejarah The Bavarians.
Di Liga Jerman dari empat pertandingan Harry Kane dan kawan-kawan kini telah mencatatkan 16 gol dengan rerata empat gol per pertandingan.
Muenchen kini menjadi tim terproduktif disusul oleh Leverkusen yang sudah menorehkan total 13 gol dari empat pertandingan.
Penampilan di lini depan yang haus gol juga diikuti oleh performa lini belakang yang mampu tampil solid. Tercatat gawang Manuel Neuer kini telah dua kali nirbobol dari empat pertandingan dan hanya kebobolan tiga gol.
Catatan tersebut menjadikan Muenchen sebagai tim di urutan ketiga dengan rekor kebobolan terendah di bawah RB Leipzig dan Union Berlin yang sama-sama masih kebobolan dua gol.
Ujian berat tentu saja datang ketika Muenchen bersua Leverkusen yang mempunyai produktifitas gol tinggi.
Selain itu Leverkusen merupakan tim yang terkenal mempunyai mental juang tinggi dan kerap mengubah kedudukan di menit-menit akhir.
Bukan tak mungkin catatan impresif Vincent Kompany bersama Muenchen dalam beberapa pertandingan terakhir mampu dihapuskan oleh Leverkusen yang tak terkalahkan dalam tiga pertemuan terakhir antara kedua klub.
Ujian Xabi Alonso
Xabi Alonso menangani Bayer Leverkusen dengan materi pemain yang mayoritas sama saat menjuarai Liga pada musim lalu. Kehadiran Florian Wirtz, Victor Boniface, Granit Xhaka, Robert Andrich, dan Jonathan Tah masih dimanfaatkan oleh Xabi sebagai pilar utama Die Werkself.
Musim ini Leverkusen tak terlalu mencatatkan start yang mentereng usai harus menelan pil pahit saat kalah dari RB Leipzig dengan skor 2-3 di hadapan pendukungnya sendiri yang memenuhi Bay Arena, Leverkusen pada pekan kedua Liga Jerman.
Leverkusen di tangan Xabi memang tak kehilangan produktifitas gol lini depan seperti musim lalu. Namun penyakit yang diderita oleh Leverkusen kini adalah lini belakang yang kerap memberikan ruang dan lengah saat dalam transisi.
Tercatat Leverkusen belum pernah sekalipun nirbobol dalam empat pertandingan di Liga Jerman. Bahkan gawang dari Lukas Hradecky kini sudah kebobolan sembilan gol atau rerata 2,25 gol per pertandingan.
Terlebih nantinya Jonathan Tah dan kawan-kawan akan menghadapi Harry Kane yang kini menempati daftar pencetak gol terbanyak Liga Jerman dengan total lima gol. Selain itu, Leverkusen tentu harus mampu meredam kreativitas dari Jamal Musiala dan Michael Olise yang kerap merepotkan lawan.
Xabi setidaknya harus memanfaatkan laga menghadapi Muenchen di Allianz Arena kali ini sebagai panggung pembuktian bahwa Die Werkself merupakan pesaing terkuat dari The Bavarians yang mengincar gelar juara Liga Jerman.
Dari kedua kubu sejumlah pemain pilar tak mengalami cedera dan siap untuk ditampilkan oleh juru taktik masing-masing.