JAKARTA - Mobilisasi penduduk melalui mudik saat Idul Fitri diperkirakan akan ikut memacu konsumsi masyarakat, terutama di daerah tujuan pemudik. Selain konsumsi makanan dan minuman, arus mudik tahun ini juga akan memacu pendapatan sektor pariwisata.

Pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Esther Sri Astuti yang diminta pendapatnya dari Jakarta, Rabu (4/5) mengatakan, kelonggaran mudik akan berdampak pada perekonomian.

Konsumsi masyarakat meningkat, karena pemudik cenderung berbelanja lebih banyak untuk persiapan lebaran dan belanja saat mudik itu sendiri.

Di daerah tujuan pemudik, ekonominya akan lebih terakselerasi karena pemudik juga akan membelanjakan uang untuk memenuhi kebutuhan saat merayakan Lebaran.

"Tradisi tahunan yang sempat ditunda selama dua tahun akibat pandemi ini otomatis akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, karena konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi backbone pertumbuhan ekonomi akan meningkat," kata Esther.

Kendati demikian, dia mengingatkan Pemerintah agar tetap mewaspadai dampaknya terhadap inflasi yang digerakkan oleh tiga faktor yakni, demand pull inflation atau inflasi yang terjadi karena kenaikan permintaan barang dan jasa.

Selain itu, karena cost push inflation, atau inflasi yang terjadi karena kenaikan harga bahan input seperti harga bahan bakar minyak, minyak goreng, gas, listrik. Terakhir lanjutnya, seasonal factor (faktor musiman) karena Ramadhan dan Lebaran memicu orang mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa.

Serap Produk UMKM

Peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam yang juga diminta pendapatnya mengatakan fenomena mudik sangat berpengaruh pada perekonomian di daerah, karena produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di daerah-daerah terserap.

Selain itu, pergerakan masyarakat akan menghasilkan transfer pengetahuan yang akan bermanfaat bagi masyarakat di daerah.

"Mudik tahunan ini jelas akan merekatkan jarak ekonomi urban dan rural sekaligus akan menjadi penggerak potensi ekonomi kreatif dipedesaan. Paling tidak akan ada perputaran ekonomi dari gerakan mudik massal ini," kata Surokim.

Dia pun berharap agar momentum tersebut dimanfaatkan UMKM dengan menawarkan produk-produk yang diminati pemudik. Dengan bergeraknya ekonomi di perdesaan, maka daya beli masyarakat di daerah akan meningkat, sehingga memberi efek berganda pada perekonomian nasional.

"Hal yang tidak kalah penting adalah munculnya proses transfer, sharing knowledge serta best practice dari produksi, konsumsi, pemasaran dan perluasan jaringan dari usaha di wilayah urban ke rural area, sehingga menambah pengetahuan UMKM," katanya.

Baca Juga: