YOGYAKARTA - Pendiri dan Presiden Direktur Mustika Ratu Group serta pendiri Yayasan Putri Indonesia dan pendiri Mooryati Soedibyo Cinema, Mooryati Soedibyo, menghibahkan bangunanfilm sejarah Sultan Agung yang berlokasi di Desa Gamplong, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kepada masyarakat Indonesia.
Prakarsa tersebut merupakan upaya Mooryati Soedibyo untuk menyampaikan amanah pahlawan-pahlawan nasional kepada masyarakat Indonesia serta membantu meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Gamplong.
Penyerahan disaksikan Presiden Joko Widodo yang didampingi Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Bupati Sleman, Sri Purnomo, di Yogyakarta, Minggu (15/7).
"Studio ini semoga menjadi destinasi wisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Mampu menggerakkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya, misalnya munculnya warung menjual makanan, buah-buahan, hasil keterampilan, dan membangun kemajuan kreasi-kreasi desa,'' kata Mooryati Soedibyo.
Adapun bangunan set film Sultan Agung yang dihibahkan terdiri dari Pendopo Keraton Mataram, Songgo Mataram, Benteng VOC, Jembatan Ungkit, Kampung Mataram, dan Kampung Pecinan.
Bangunan set film Sultan Agung mulai dibangun pada tahun 2017 dan selama ini telah menjadi lokasi pengambilan gambar untuk film sejarah Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, dan Cinta (The Untold Love Story).
Bangunan tersebut berdiri di atas lahan desa milik pemerintah Desa Sumber Rahayu seluas dua hektare. Pemerintah atau desa setempat memberikan izin (ipt/ipl) lahan tersebut kepada pengelola selama 20 tahun.
Sementara itu, Presiden Jokowi berharap Studio Alam bisa dimanfaatkan untuk wisata. Saat ini, banyak orang ingin mencari pengalaman, bukan hanya semata-mata hanya melihat sesuatu atau membeli oleh-oleh.
"Sehingga, nantinya kalau sudah ke sini pakaihandphonebisa diunggah di Instagram, Facebook. Serunya anak-anak zaman sekarang seperti itu. Jadi, kalau lihat studio yang ada di Gamplong ini dapat menjadi terkenal dan roda perekenomian dapat hidup," tutur Presiden.
Jokowi juga berharap masyarakat bisaberbondong-bondong menonton film Sultan Agung yang sangat kolosal yang pembuatannya dilakukan di Studio Alam Gamplong. "Karena film tersebut menceritakan kepemimpinan, cita-cita, romantisme, dan jugaaction. Kepemimpinan Sultan Agung dapat menjadi contoh untuk kita semua," tambahnya.
Hanung Bramantyo sebagai sutradara film Sultan Agung mengaku mencita-citakan Studio Alam Gamplong sebagai pusat kebudayaan, seperti festival gamelan, festival film, dan pentas teater.
"Itu semua menjadi cinta-cita saya bersama kepala desa," kata Hanung. YK/E-3