Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan memanggil Dinas Kesehatan dan RS Mitra Keluarga Kalideres, Jakarta Barat, untuk menjelaskan kasus meninggalnya Tiara Deborah Simanjorang.

JAKARTA - Badan Perlindungan Konsumen Nasional akan meminta keterangan pihak keluarga dan Rumah Sakit (RS) Mitra Keluarga, terkait meninggalnya bayi berumur empat bulan, Tiara Deborah Simanjorang.

"Keterangan dan informasi yang dikumpulkan nanti akan menjadi pertimbangan bagi BPKN dalam bersikap dan memberi rekomendasi kepada Pemerintah," kata, Rizal E Halim, di Depok, Minggu (10/9).

Selain itu BPKN juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Komisi Ombudsman Nasional. "Kita berharap ketika dihadapkan dengan masalah kemanusiaan, maka kepentingan komersil ada baiknya di kesampingkan untuk sementara," katanya.

Ia mengatakan kasus meninggalnya bayi Deborah di RS Mitra Keluarga Kalideres menjadi momentum menata layanan rumah sakit secara nasional. "Layanan rumah sakit harus bisa menyeimbangkan antara kepentingan bisnis dan kepentingan kemanusiaan," ujar dosen Fakultas Ekonomi dan Binsis Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Di sisi lain, Rizal juga meminta seluruh rumah sakit untuk segera mengikutsertakan diri ke program BPJS Kesehatan yang sudah berjalan sejak 2014. Hal ini sejalan dengan Nawa Cita Presiden Jokowi khususnya memberikan rasa keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia

Sementara itu, Direktur Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) Marius Widjajarta mengatakan, proses merujuk pasien ke rumah sakit lain harus dilakukan jika kondisi pasien dalam kondisi stabil.

Ia mengatakan, setelah kondisi pasien stabil barulah kebijakan merujuk pasien boleh dilakukan, namun tetap dengan prosedur yang benar.

Sanksi Sosial

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan publik dapat memberikan sanksi sosial terhadap rumah sakit yang tidak manusiawi dalam menangani pasien, yakni dengan cara tidak berobat lagi di rumah sakit tersebut.

"Mari beri sanksi sosial terhadap RS yang tidak manusiawi. Paling tepat adalah jangan berobat ke RS yang tidak manusiawi, berpikirnya hanya uang, uang, tanpa rasa kemanusiaan," tegas Tjahjo.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat akan memanggil Dinas Kesehatan untuk mengklarifikasi layanan rumah sakit di Jakarta. Pasalnya, seorang bayi yang dibawa ke RS Mitra Keluarga Kalideres tidak tertolong lantaran belum terpenuhinya persyaratan oleh keluarga pasien.

"Makanya kami lihat dulu, bener enggak dia (RS Mitra Keluarga) tidak memberikan perawatan yang semestinya sesuai standar kedokteran dan pelayanan rumah sakit. Itu sudah diurusin sama Dinas Kesehatan ya. Nanti saya ketemu sama Dinas Kesehatan," ujar Djarot usai Fun Walk di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, R Koesmedi mengaku akan mendalami kasus meninggalnya bayi di RS Mitra Keluarga, Kalideres. Dia belum berani memberikan kesimpulan terlalu dini karena keterangan dari rumah sakit berbeda dengan keterangan keluarga pasien. Pihaknya akan memanggil RS Mitra Keluarga, (Senin, 11/9).

Dia menjelaskan sekitar 90 rumah sakit di Jakarta yang bermitra dengan BPJS Kesehatan. Padahal, total rumah sakit yang ada di Jakarta mencapai 189 rumah sakit. "Kalau enggak salah yang bermitra dengan BPJS itu ada sekitar 90 lebih deh, di Jakarta (total) ada 189 rumah sakit," ujar Koesmedi.

Untuk mengoptimalkan pelayanan rumah sakit, pihaknya akan mengeluarkan instruksi agar rumah sakit tidak menarik uang muka untuk tindakan gawat darurat. Dia meminta seluruh rumah sakit di Jakarta untuk mendahulukan penanganan pasien gawat darurat ketimbang mengurusi uang muka.

Diketahui, bayi, Debora meninggal, karena tidak tertangani dengan baik oleh rumah sakit Mitra Keluarga. Bayi yang terkena pilek dan gangguan pernafasan itu harus menghembuskan nafas terakhir, karena keluarga belum bisa melunasi biaya perawatan.

Kasus ini menjadi perbincangan di media sosial setelah video orang tua korban menjadi viral. Padahal, keluarga korban telah mengadukan permasalahan ini ke Dinas Kesehatan dan Balai Kota, Jakarta pekan lalu. Namun, nyawa Deborah tetap tak bisa dikembalikan.pin/Ant/P-5

Baca Juga: