Hujan di daerah IKN berbeda dengan wilayah- wilayah lain di Indonesia karena memiliki karakteristik hujan sepanjang tahun.
JAKARTA - Pemerintah akan mengerahkan operasi modifikasi cuaca untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Pada bulan September, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan berintensitas tinggi di wilayah Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur.
"Intinya jadi untuk menghindari kemungkinan pembangunan di IKN itu menghadapi gangguan akibat cuaca," ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, usai rapat tingkat menteri, di Jakarta, Senin (2/9).
Muhadjir menjelaskan jika kondisi tersebut tidak ditangani, dapat berpotensi menimbulkan bencana longsor dan banjir. Dengan demikian, operasi modifikasi cuaca akan tetap dilanjutkan setidaknya sampai tanggal 12 September 2024.
"Sehingga target-target untuk pembangunan fisik terutama di IKN bisa tercapai dengan maksimal. Saya kira itu saja dan sekitar sepakati tadi untuk bisa diperpanjang," jelasnya.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan operasi modifikasi cuaca yang dilakukan di wilayah IKN, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, untuk mencegah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, yang akan merugikan masyarakat. Keberhasilannya operasi modifikasi cuaca di atas 90, bahkan hingga 98 persen.
"Kalau dari BNPB bulan Juli 2024 itu modifikasi cuaca berhasil hingga 98 persen. Intinya, kita mencegah jangan sampai terjadi bencana pada masyarakat," ujar Suharyanto.
Lindungi Masyarakat
Suharyanto menegaskan BNPB terus melakukan mitigasi, utamanya di IKN untuk melindungi masyarakat dari bencana.
"Itu memang tugas yang harus dilakukan karena jangan sampai kita bergerak ketika terjadi bencana saja, tetapi sebelum terjadi bencana ini yang lebih penting," ucapnya.
Suharyanto mengemukakan operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan atas permintaan kepala daerah serta BMKG.
"Kami menyelenggarakan operasi modifikasi cuaca ini atas permintaan dari pemerintah daerah dan atas rekomendasi dari BMKG, sebagai salah satu cara untuk mengurangi risiko bencana dan dampak bencana, utamanya untuk mengurangi, mengalihkan, atau mendatangkan hujan," paparnya.
Ia menjelaskan operasi modifikasi cuaca dilakukan untuk mengalihkan hujan ke beberapa wilayah lain guna mencegah terjadinya bencana banjir dan tanah longsor, dan upaya mitigasi tersebut juga telah dilakukan di wilayah-wilayah lain, tak hanya di IKN saja.
"Di wilayah Kaltim ini masih banyak turun hujan, masih beberapa titik juga terjadi banjir dan tanah longsor, sehingga kita menggerakkan operasi modifikasi cuaca supaya hujannya tidak datang secara deras atau dialihkan tempat lain, agar tempat-tempat yang dikhawatirkan bisa terjadi banjir dan tanah longsor dapat terkendali," tuturnya.
Sementara itu, Deputi Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menyebutkan hujan di wilayah IKN berbeda dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia karena memiliki karakteristik hujan sepanjang tahun.
"Di sana itu hujannya sepanjang tahun, musim kemaraunya masih 150 mm, itu masih garis batas, masuk September naik lagi. Jadi memang di sana karakteristiknya hujan sepanjang tahun, potensi bencana banjir dan tanah longsornya besar," katanya.
Seto menegaskan pemerintah telah melakukan upaya-upaya yang maksimal untuk mengurangi curah hujan yang masuk ke wilayah-wilayah yang berpotensi banjir dan tanah longsor.