JAKARTA - Pemerintah mempercepat modernisasi jaringan irigasi rentang di Jawa Barat (Jabar). Infrastruktur pertanian ini terhitung sudah tua, sehingga perlu diperbaiki.

Jika tidak diperbaikai, akan mengganggu produksi beras Jabar sehingga bisa berdampak terhadap produksi beras nasional. Sebab, selama ini, Jabar termasuk dalam tiga daerah produsen utama beras nasional.

Dengan memanfaatkan debit Sungai Cimanuk yang besar, jaringan irigasi rentang mengairi areal pertanian seluas 87.840 hektar (ha) di tiga kabupaten, termasuk Indramayu sebagai penghasil beras terbesar di Indonesia. Pada 2020, produksi beras di Indramayu mencapai 500 ton per tahun. Dengan proyek modernisasi ini, produksi padi di sana ditargetkan meningkat menjadi 1,2 juta ton per tahun.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan modernisasi ini merupakan salah satu pekerjaan rehabilitasi daerah irigasi skala besar yang dilakukan oleh Kementerian PUPR. "Rehabilitasi Irigasi Rentang diharapkan akan meningkatkan intensitas penanaman (IP) dari 130 persen menjadi 250 persen," ucapnya di Jakarta, Rabu (29/9).

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung, Ismail Widadi mengatakan modernisasi dilakukan karena usia sistem irigasi tersebut sudah puluhan tahun sehingga kinerja pelayanan airnya berkurang. "Sekarang progres pekerjaannya sudah mencapai 29,12 persen" ujarnya.

Dia menyebut, proyek modernisasi ini menghabiskan anggaran senilai 5,5 triliun rupiah dan dikerjakan hingga 2024.

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Rentang dimulai sejak 2015 -2018 pada Sistem Irigasi Sindupraja. Kemudian dilanjutkan pada 2020 dengan memodernisasi Sistem Irigasi Cipelang dengan pekerjaannya berupa peningkatan bangunan utama, peningkatan Saluran Induk Cipelang 12,4 km, Barat 30,8 Km, dan Utara 30,2 km.

Baca Juga: