JAKARTA - Penerapan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sejak 3 Juli lalu mulai menunjukkan dampak pada penurunan mobilitas masyarakat. Pemerintah berharap mobilitas warga selama PPKM Darurat turun hingga 50 persen pekan ini sehingga berdampak pada penurunan kurva kasus Covid-19.

Di sektor transportasi udara, sejak penerapan PPKM Darurat, jumlah penumpang pesawat di sejumlah bandara turun signifikan seiring penurunan trafik penerbangan. Operator bandara, PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat, trafik penumpang turun menjadi 73.214 orang pada 4 Juli lalu dari 85.256 orang pada 3 Juli lalu.

Bahkan, pada 5 Juli lalu, trafik penumpang turun drastis menjadi 25.035 orang. "Trafik penumpang pada 5 Juli tersebut berada jauh di bawah trafik rata-rata harian pada masa pandemi 2021 yang sebesar 74.589 pergerakan penumpang per harinya," kata Vice President Corporate Secretary PT AP I (Persero), Handy Heryudhitiawan saat dihubungi di Jakarta, Selasa (6/7).

Penurunan penumpang juga terhat di moda transportasi kereta api. PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan terjadi penurunan jumlah pelanggan Kereta Api (KA) Jarak Jauh sebesar 65 persen sejak pemberlakuan PPKM Darurat oleh pemerintah.

Pada 3- 5 Juli 2021, KAI melayani 51.363 pelanggan KA Jarak Jauh, turun 50 persen dibandingkan pekan sebelumnya (26 -28 Juli 2021) sebanyak 104.072 pelanggan. Pada 5 Juli lalu, KAI memberangkatkan 8.829 pelanggan KA Jarak Jauh, turun dibanding keberangkatan 4 Juli sebanyak 25.495 pelanggan.

"Penurunan ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai membatasi pergerakan mereka sesuai arahan dan kebijakan pemerintah pada masa PPKM Darurat," kata VP Public Relations KAI Joni Martinus dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7).

Pada periode PPKM Darurat, KAI mengurangi perjalanan KA Jarak Jauh sebanyak 44 persen dari rata-rata 122 perjalanan per hari pada Juni, menjadi 68 perjalanan.

Turunkan Penyebaran

Sementara itu, Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan jika mobilitas warga selama PPKM Darurat dapat turun hingga 50 persen pekan ini, maka kurva penularan Covid-19 akan melandai pada pekan depan dan selanjutnya berangsur berkurang.

Menko Luhut dalam konferensi pers virtual di Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Selasa (6/7), mengatakan penurunan mobilitas hingga minimal 50 persen dibutuhkan untuk menurunkan penyebaran Virus Corona Varian Delta. Jika tidak mempehitungkan dampak persebaran Covid-19 Varian Delta, penurunan mobilitas warga minimal mencapai 30 persen.

"Sekarang ini kita lihat masih di angka 26, 27 persen, tapi itu baru (perhitungan data) kemarin. Jadi kita berharap kalau bisa minggu ini kita sudah dekat dengan 50 persen," ujar Menko Luhut.

Pemerintah, kata dia, menyiapkan metodelogi untuk mengawasi PPKM Darurat melalui indeks mobilitas dan cahaya malam. "Indeks mobilitas gabungan pada PPKM Darurat kemudian kita bandingkan dengan periode baseline yaitu 24 Mei sampai 6 Juni 2021, sehingga kita punya data yang lebih akurat," kata Menko Luhut.

Di DKI Jakarta, lanjut dia, sudah terjadi penurunan mobilitas warga. Koordinasi antara pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta juga berjalan baik. Kemudian setelah penerapan PPKM Darurat per 3 Juli 2021 di Pulau Jawa dan Bali, terjadi penurunan mobilitas warga. Namun secara keseluruhan, penurunan mobilitas itu belum sesuai harapan pemerintah.

"Masih jauh dari yang kita harapkan, Bali dan Jawa Timur masih terlihat paling rendah, dan kita akan dorong untuk terus berjalan, ini kan masih hari ketiga," ujar Menko Luhut.

Baca Juga: